Page 108 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 108

Adapun dalam pelaksanaannya, pembayaran THR Keagamaan diberikan kepada pekerja /buruh
              yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih.
              "THR  Keagamaan  juga  diberikan  kepada  pekerja  /  buruh  yang  mempunyai  hubungan  kerja
              dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu
              tertentu," ujarnya.

              Terkait jumlah besaran, jelas Ida, bagi pekerja /buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan
              secara terus menerus atau lebih, THR diberikan dengan ketentuan sebesar 1 bulan upah.

              Sementara  bagi  pekerja  /  buruh  yang  telah  mempunyai  masa  kerja  1  bulan  secara  terus
              menerus,  tetapi  kurang  dari  12  bulan,  THR  diberikan  secara  proporsional  sesuai  dengan
              perhitungan masa kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali 1 bulan upah.

              Adapun  bagi  pekerja  /buruh  yang  bekerja  berdasarkan  perjanjian  kerja  harian  yang  telah
              mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah
              yang diterima selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

              "Sedangkan bagi pekerja / buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah
              1  bulan  dihitung  berdasarkan  rata-rata  upah  yang  diterima  tiap  bulan  selama  masa  kerja,"
              terangnya.

              Selanjutnya, kata Ida, dalam SE juga dijelaskan bagi perusahaan yang masih terdampak pandemi
              Covid-19 dan berakibat tidak mampu memberikan THR Keagamaan tahun 2021 sesuai waktu
              yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

              Ia juga meminta, Gubernur dan Bupati/Wali kota agar memberikan solusi dengan mewajibkan
              pengusaha  melakukan  dialog  dengan  pekerja  /buruh  untuk  mencapai  kesepakatan  yang
              dilaksanakan secara kekeluargaan dan dengan itikad baik.
              "Kesepakatan tersebut dibuat secara tertulis dan memuat waktu pembayaran THR Keagamaan
              dengan syarat paling lambat dibayar sampai sebelum Hari Raya Keagamaan tahun 2021 pekerja
              /buruh yang bersangkutan," imbuhnya.

              Ida  menurutkan,  kesepakatan  mengenai  waktu pembayaran  THR  keagamaan  tersebut  harus
              dipastikan tidak sampai menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayar THR keagamaan
              tahun  2021  kepada  pekerja  /buruh  dengan  besaran  sesuai  ketentuan  peraturan  perundang-
              undangan.
              "Perusahaan yang melakukan kesepakatan dengan pekerja  atau buruh agar melaporkan hasil
              kesepakatan  kepada  dinas  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang
              Ketenagakerjaan setempat," katanya.

              "Saya  juga  meminta  kepada  perusahaan  agar  dapat  membuktikan  ketidakmampuan  untuk
              membayar  THR  Keagamaan  tahun  2021  sesuai  waktu  yang  ditentukan  berdasarkan  laporan
              keuangan internal perusahaan secara transparan," sambungnya.

              Sementara itu, lanjut Ida, dalam rangka mengantisipasi timbulnya keluhan dalam pelaksanaan
              pembayaran  THR  Keagamaan  tahun  2021  dan  pelaksanaan  koordinasi  yang  efektif  antara
              pemerintah pusat dan daerah.

              "Saya  meminta  Gubernur  beserta  Bupati/Wali  kota  untuk  menegakkan  hukum  sesuai
              kewenangan-nya  terhadap  pelanggaran  pemberian  THR  Keagamaan  tahun  2021  dengan
              memperhatikan rekomendasi dari hasil pemeriksaan pengawas ketenagakerjaan," ujarnya.





                                                           107
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113