Page 170 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 170

Ringkasan

              Massa  buruh  dari  Federasi  Serikat  Pekerja    Metal  Indonesia  (FSPMI)  Jawa  Barat  (Jabar)
              melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro pada Senin (12/4). Aksi
              digelar  dengan  tujuan  agar  Pemprov  Jabar  mencabut  Omnibus  Law  atau  RUU  Cipta  kerja
              sekaligus mendorong agar penyaluran tunjangan hari raya (THR) tak dicicil.



              GEJOLAK THR MELUAS
              BANDUNG - Massa buruh dari Federasi Serikat Pekerja  Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Barat
              (Jabar) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro pada Senin (12/4).

              Aksi digelar dengan tujuan agar Pemprov Jabar mencabut Omnibus Law atau RUU Cipta kerja
              sekaligus mendorong agar penyaluran tunjangan hari raya (THR) tak dicicil.

              "Hari ini kita FSPMI Jawa Barat melakukan aksi melalui DPP FSPMI pusat melakukan aksi di
              seluruh Indonesia secara langsung dan virtual," kata Sabilah Rosyad, selaku Sekjen DPP FSPMI
              Jawa Barat, kemarin.

              Rosyad  menjelaskan,  aksi  ini  dilakukan  serentak  di  20  provinsi  di  Indonesia  dan  150  di
              kabupaten/kota. "Ini juga kita lakukan di depan pabrik-pabrik kita perwakilan 10% dari jumlah
              anggota  kami,"  ujarnya.  Sementara  itu,  dalam  aksi  ini  pihaknya  juga  menuntut  khususnya
              kepada  Mahkamah  Konstitusi  (MK)  yang  saat  ini  sedang  melakukan  persidangan  agar
              mengabulkan seluruh gugatannya.

              "Jadi dalam aksi ini kami menuntut agar Mahkamah Konstitusi yang saat ini sedang melakukan
              persidangan agar mengabulkan seluruh gugatan kita," terangnya.

              Terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jabar Rachmat
              Taufik Garsadi mengaku belum mengetahui terkait bakal adanya penundaan dan pencicilan THR
              di  tahun  2021.  "Saya  belum  tahu,  tapi  kabarnya  akan  terbit  Surat  Edaran  No  6/2021," kata
              Taufik.

              Mesti begitu, Disnaker Jabar mengikuti Surat Edaran dari Menaker. Setelah keputusan keluar,
              dirinya akan segera menyosialisasikan kepada para pengusaha di Jabar. "Kita ikuti pusat dan
              menyosialisakannya, semoga tidak ada penundaan dan pencicilan THR ini," katanya.

              Ia mengaku, saat ini Disnaker Jabar sedang menggalakan sosialisasi Prakerja. Pasalnya, banyak
              penerima Program Kartu Prakerja di Jabar yang tidak memanfaatkan dana pelatihan dengan
              baik. Menurutnya, sosialisasi tersebut bertujuan untuk mengingatkan penerima Kartu Prakerja di
              lingkungannya untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan nominal yang dianggarkan.

              "Tahun ini, kami juga akan mendapatkan data penerima Kartu Prakerja di Jabar dari Kemnaker.
              Dengan begitu, kami bisa memonitoring dan mendorong penerima untuk mengikuti pelatihan,"
              ujarnya.

              Sementara  itu,  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  dalam  keterangannya
              mewajibkan setiap perusahaan membayar penuh THR untuk karyawan, paling lambat tujuh hari
              menjelang hari raya keagamaan.
              Kewajiban itu diterbitkan dalam bentuk Surat Edaran (SE) Nomor M/6/HK.04/ IV/2021 tentang
              Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja /Buruh di
              Perusahaan, yang ditandatangani pada 12 April 2021 dan ditujukan kepada para gubernur di
              seluruh Indonesia.


                                                           169
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175