Page 207 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 207
THR, belum ada informasi jadwal pencairan THR. Pekerja yang tinggal di Semarang, Jawa
Tengah, ini berharap THR segera dicairkan. Sebab, skema penggajian berubah akibat pandemi.
Ada tunjangan yang nominalnya tak sebesar sebelumnya. Apalagi, Bhakti baru menikah bulan
lalu dan pengeluarannya bertambah besar. "Meski istriku juga pekerja, kami, kan, tetap punya
rencana-rencana. THR, kan hak karyawan. Sebaiknya dibayarkan tepat waktu," ujarnya.
HARAP-HARAP CEMAS MENUNGGU KEPASTIAN TUNJANGAN HARI RAYA
Saat upah bulanan tidak lagi normal karena dampak pandemi Covid-19, tunjangan hari raya atau
THR merupakan "oase" yang didamba para pekerja. Namun, akibat pandemi pula, pembayaran
THR tahun ini diliputi ketidakpastian. Sebagian pe-kerja berharap-harap cemas menunggu
kepastian. Sebab, jika pembayaran THR dipotong, ditangguhkan, atau tidak dibayarkan sama
sekali, mereka bakal tambah kelabakan.
Pekerja kontrak bagian call center di salah satu maskapai penerbangan, Bhakti (30), hingga
Senin (12/4/2020), masih menunggu kabar terkait THR Belum ada informasi jadwal pencairan
THR Pekerja yang tinggal di Semarang, Jawa Tengah, ini berharap THR segera dicairkan. Sebab,
skema penggajian berubah akibat pandemi. Ada tunjangan yang nominalnya tak sebesar
sebelumnya. Apalagi, Bhakti baru menikah bulan lalu dan pengeluarannya bertambah besar.
"Meski istriku juga pekerja, kami, kan, tetap punya ren-cana-rencana. THR, kan, hak karyawan.
Sebaiknya dibayarkan tepat waktu," ujarnya.
Pekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, Bobi (27), sedang menunggu kelahiran anak
pertama dan membutuhkan biaya untuk proses kelahirannya. Selama pandemi, tak banyak
penghasilan yang bisa disisihkan karena gajinya dipotong. " Kalau THR dicicil atau tak
dibayarkan, otomatis memengaruhi arus kas kami," ujarnya.
Sementara itu, Yulvia (30), dosen di salah satu universitas swasta di Bekasi, Jawa Barat, juga
waswas menunggu THR Tahun lalu, dia masih menerima THR sekitar Rp 1 juta. Namun, tahun
ini belum ada informasi terkait itu.
Yulvia dibayar per sistem kredit semester (SKS) dan semester ini dia mengajar 5 SKS dengan
upah Rp 500.000. "Meski terbantu karena masih tinggal bersama orangtua, saya tetap butuh
uang untuk kebutuhan pribadi. Dengan pendapatan yang minimalis, THR adalah sesuatu yang
bisa bikin napas lega," katanya.
Martinus Nopi (36), pekerja di distributor kendaraan bermotor di Pekanbaru, Riau, mengatakan,
informasi terkait THR di kantornya masih "gelap". Dia khawatir, pandemi Covid-19 yang
berdampak terhadap perusahaannya membuat manajemen urung mencairkan THR. "Di
tempatku, THR untuk semua karyawan dibayarkan jelang Lebaran. Tahun ini belum ada
gambaran cair atau tidak," ujarnya.
Saat ini, Nopi dan istri sedang mencicil kredit pemilikan rumah (KPR), Rp 1 juta setiap bulan.
Sementara itu, penghasilan tambahan dari istrinya yang menerima pesanan tumpeng belum bisa
diharapkan. "Bagi kami yang tidak merayakan Lebaran, mungkin telat sedikit dari anjuran
pemerintah tak masalah. Namun, yang kasihan, kan, teman-teman yang merayakan Lebaran,"
katanya.
Menurut pekerja di salah satu perusahaan media di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Irawan
(26), ada kecenderungan perusahaan memegang kendali dalam forum bipartit. Karyawan
dikumpulkan bukan untuk diskusi, melainkan sekadar memberitahukan keputusan yang sudah
ditetapkan. "Terkadang ada pemotongan (gaji), tetapi tak dijelaskan secara transparan,"
ujarnya.
206