Page 301 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 301

Aturan  pemberian  THR  bagi  pekerja  di  perusahaan  ini  tertuang  dalam  SE  Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021,  untuk  kemudian  ditujukan  kepada  para  pemerintah  daerah  (Pemda)  di
              seluruh Indonesia.

              Menaker Ida mengatakan, pemberian THR keagamaan kepada pekerja ini merupakan kewajiban
              yang harus dilaksanakan oleh para pengusaha. Ida menilai, dalam masa pemulihan ekonomi ini,
              THR tentu dapat menstimulus konsumsi masyarakat yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

              “Pemberian  THR  Keagamaan  bagi  pekerja  merupakan  upaya  untuk  memenuhi  kebutuhan
              pekerja dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan,” ungkap Menaker Ida dalam
              konferensi pers virtual, Jakarta, Senin, 12 April 2021.

              Dalam  Surat  Edaran  tersebut,  Ida  menyatakan  bahwa,  SE  pelaksanaan  THR  berdasarkan
              Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan  dan  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan  Nomor  6  Tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari  Raya  Keagamaan  bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan.
              Menaker Ida meminta perusahaan agar waktu pembayaran THR Keagamaan dilakukan paling
              lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan.

              "Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama 7 hari sebelum hari raya
              keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan," jelas Menaker Ida.

              Menaker  Ida  meminta  Gubernur  dan  Bupati/Wali  kota  agar  memberikan  solusi  dengan
              mewajibkan pengusaha melakukan dialog dengan pekerja untuk mencapai kesepakatan yang
              dilaksanakan secara kekeluargaan dan dengan itikad baik

              "Kesepakatan tersebut dibuat secara tertulis dan memuat waktu pembayaran THR Keagamaan
              dengan syarat paling lambat dibayar sampai sebelum Hari Raya Keagamaan tahun 2021 pekerja
              yang bersangkutan," ujarnya.

              Menaker Ida mengatakan, kesepakatan mengenai waktu pembayaran THR keagamaan tersebut
              harus  dipastikan  tidak  sampai  menghilangkan  kewajiban  pengusaha  untuk  membayar  THR
              keagamaan tahun 2021 kepada pekerja dengan besaran sesuai ketentuan peraturan perundang-
              undangan.

              "Perusahaan yang melakukan kesepakatan dengan pekerja atau buruh agar melaporkan hasil
              kesepakatan  kepada  dinas  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang
              Ketenagakerjaan setempat," lanjutnya.

              Selain  itu,  Menaker  Ida  juga  meminta  kepada  perusahaan  agar  dapat  membuktikan
              ketidakmampuan untuk membayar THR Keagamaan tahun 2021 sesuai waktu yang ditentukan
              berdasarkan laporan keuangan internal perusahaan secara transparan.
              Sementara itu, dalam rangka mengantisipasi timbulnya keluhan, Menaker Ida meminta Pemda
              untuk  menegakkan  hukum  sesuai  kewenangannya  terhadap  pelaksanaan  pembayaran  THR
              Keagamaan tahun 2021 dan pelaksanaan koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat dan
              daerah.

              Dia juga meminta Pemda untuk membentuk Pos Komando Pelaksanaan Tunjangan Hari Raya
              Keagamaan  Tahun  2021  (Posko  THR)  dengan  tetap  memperhatikan  prosedur/protokol
              kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
              "Kami juga meminta Gubernur dan Bupati/Wali kota agar melaporkan data pelaksanaan THR
              Keagamaan  tahun  2021  di  perusahaan  dan  tindak  lanjut  yang  telah  dilakukan  kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan," ucapnya

                                                           300
   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306