Page 83 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 83

Terkait jumlah besaran, bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
              menerus atau lebih, diberikan THR dengan ketenntan sebesar 1 bulan upah. Sementara bagi
              yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus, tetapi kurang dari 12 bulan,
              diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa kerja dibagi 12 bulan kemudian
              dikali 1 bulan upah.

              Bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian yang telah mempunyai
              masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima
              selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan. Sedangkan bagi pekerja/buruh yang
              telan mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata
              upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

              Dalam SE itu juga dijelaskan bagi perusahaan yang masih terdampak pandemi Covid-19 dan
              berakibat tidak mampu memberikan THR Keagamaan tahun 2021 sesuai waktu yang ditentukan
              dalam peraturan perun-dang-undangan, Menaker meminta gubernur dan bupati/wali kota agar
              memberikan  solusi  dengan  mewajibkan  pengusaha  melakukan  dialog  dengan  pekerja/buruh
              untuk mencapai kesepakatan yang di laksanakan secara kekeluar gaan dan dengan itikad baik.
              "Kesepakatan tersebut dibuat secara tertulis dan memuat waktu pembayaran THR dengan syarat
              paling  lambat  dibayar  sampai  sebelum  Hari  Raya  Keagamaan  tahun  2021  pe  kerja/buruh
              vangbersang kutan," kata Menaker Ida.

              Menaker Ida mengatakan, kesepakatan mengenai waktu pembayaran THR keagamaan tersebut
              harus  dipastikan  tidak  sampai  menghilangkan  kewajiban  pengusaha  untuk  membayar  THR
              kepada pekerja/buruh dengan besaran sesuai ketentuan peraturan perundang-un-dangan.

              "Perusahaan yang melakukan kesepakatan dengan pekerja atau buruh agar melaporkan hasil
              kesepakatan  kepada  dinas  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang
              Ketenagakerjaan setempat," katanya.

              Menaker juga meminta kepada perusahaan agar dapat membuktikan ketidakmampuan untuk
              membayar  THR  sesuai  waktu  yang  ditentukan  berdasarkan  laporan  keuangan  internal
              perusahaan secara transparan.

              Untuk mengantisipasi timbulnya keluhan dalam pelaksanaan pembayaran THR dan pelaksanaan
              koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat dan daerah, Menaker meminta gubernur dan
              bupati/walikota  untuk  menegakkan  hukum  sesuai  kewenangannva  terhadap  pelanggaran
              pemberian  THR  Keagamaan  tahun  2021  dengan  memperhatikan  rekomendasi  dari  hasil
              pemeriksaan pengawas ketenagakerjaan.

              Ia juga meminta gubernur dan bupati /wali kota untuk membentuk Pos Komando Pelaksanaan
              Tunjangan  Hari  Raya  Keagamaan  Tahun  2021  (Posko  THR)  dengan  tetap  memperhatikan
              prosedur/ protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

              "Kami  meminta  gubernur  dan  bupati/wali  kota  agar  melaporkan  data  pelaksanaan  THR
              Keagamaan  tahun  2021  di  perusahaan  dan  tindak  lanjut  yang  telah  dilakukan  kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan," ucapnya, (h/ sam)













                                                           82
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88