Page 158 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JUNI 2021
P. 158

DISNAKER BANTEN BANTAH SEJUMLAH PABRIK HENGKANG DARI BANTEN

              Serang - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnekertrans) membantah adanya sejumlah
              pabrik yang hengkang dari Banten dengan alasan kondusivitas ketenagakerjaan serta terkait
              dengan upah.

              "Kalau sekarang ini tidak ada. Memang kemarin-kemarin ada yang pindah ke daerah lain, tapi
              kan sudah datang lagi perusahaan lain yang baru-baru," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
              Transmigrasi (Disnakertrans) Banten Al Hamidi di Serang, Selasa.

              Ia mengatakan, sejak awal pandemi hingga sekarang ini sudah banyak perusahaan yang pindah
              dan  gulung  tikar  karena  pandemi.  Namun  demikian,  banyak  juga  investasi  yang  masuk  dan
              membuka pabrik baru di Banten.

              "Perbandingannya perusahaan yang pindah dan tutup itu kurang lebih sekitar 70-an perusahaan.
              Tapi, datang yang baru mungkin sudah lebih dari 100 pabrik. Ini artinya kondisi ketenagakerjaan
              di Banten tetap kondusif," kata Alhamidi.

              Ia mengatakan meskipun banyak karyawan yang dirumahkan dan di PHK karena perusahaan
              tutup  serta  berpindah  ke  daerah  lain,  namun  banyak  juga  karyawan  yang  direkrut  oleh
              perusahaan-perusahaan yang baru buka di Banten.

              "Hitungan kami sejak awal tahun 2021 ini sudah lebih dari 20 ribu karyawan yang direkrut. Belum
              lagi yang tidak diketahui oleh Disnaker," kata dia.
              Dengan  demikian,  kata  Alhamidi,  kondisi  investasi  dan  ketenagakerjaan  masih  kondusif  di
              Banten, sehingga mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di Banten.

              "Ini  artinya  iklim ketenagakerjaan  di  Banten  kondusif.  Sehingga  membuat  kepercayaan  para
              investor.  Buktinya  Banten  berada  di  peringkat  empat  secara  nasional  untuk  PMDN,"  kata
              Alhamidi.

              Ia mengatakan sebelumnya memang ada sejumlah pabrik yang pindah dan mengembangkan
              investasinya ke daerah lain termasuk Jawa Tengah. Perusahaan-perusahaan tersebut terutama
              untuk perusahaan alas kaki dan garment.

              "Kami juga belum mengerti kenapa di sisi lain investasi dan perekrutan karyawan baru juga
              banyak, tapi persentase pengangguran di Banten masih tetap tinggi," kata Alhamidi.

              Sebelumnya  Direktur  Eksekutif  Asosiasi  Persepatuan  Indonesia  (Aprisindo)  Firman  Bakrie
              mengatakan, gelombang relokasi pabrik dari wilayah Banten dan Jabodetabek ke wilayah lain
              seperti Jawa Tengah kembali mengemuka.

              Alasan  utamanya,  selain  soal  upah,  ternyata  ada  alasan  mulai  meratanya  pembangunan
              infrastruktur di Pulau Jawa seperti tol Trans Jawa yang sudah terkoneksi.

              .













                                                           157
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163