Page 148 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 SEPTEMBER 2020
P. 148

"Baiknya DPR menunda dulu pembahasan RUU Cipta Kerja , apalagi di tengah meningkatnya
              kasus  Covid-19  di  Indonesia.  Harusnya  prioritas  DPR  saat  ini  satu  fokus  yaitu  pada
              penanggulangan  Pandemi  Covid-19,  yang  semakin  memprihatinkan  perkembangannya  di
              Indonesia," kata dia.

              Pekerja merupakan bagian penting dalam sistem perekonomian dan berperan penting dalam
              menggerakan roda sektor-sektor perekonomian. Sehingga sudah selayaknya mendapat posisi
              yang layak dan perlakuan yang adil yang dilindungi oleh Undang-Undang yang berlaku," Mufida
              menambahkan.

              Menurut  anggota  DPR  dari  Fraksi  PKS  sejak  awal  omnibus  law  melalui  RUU  Cipta  Kerja  ini
              memang  bermasalah  dan  banyak  kontroversi.  Penolakan  bukan  hanya  terkait  dengan
              ketenagakerjaan, namun juga terkait dengan potensi kerusakan sumberdaya alam, pelemahan
              kewenangan daerah dalam mengontrol pengelolaan sumberdaya alam di di wilayahnya karena
              perizinan yang cenderung tersentralisasi.

              "Bentuknya  omnibus  yang  sapu  jagad  juga  biasanya  digunakan  di  negara  yang  menganut
              azas/sistem common low. Sementara Indonesia bukan penganut common law dan dalam sejarah
              hukum Indonesia juga belum pernah mengeluarkan sejenis omnibus law," kata dia.

              Omnibus law cipta kerja ini, kata Mufida, juga menyalahi prinsip hukum peraturan perundang-
              undangan karena menghidupkan kembali aturan yang sudah dimatikan Mahkamah Konstitusi.
              Pada saat yang sama, RUU ini juga menghapuskan lebih dari 400 peraturan yang sudah ada
              sebelumnya.  Belum  lagi  proses  penyiapannya  yang  dinilai  tidak  transparan  di  awal  yang
              membuat berbagai kalangan bersuara keras menolak RUU ini..















































                                                           147
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153