Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 SEPTEMBER 2020
P. 67

pengesahan bakal berdampak pada investasi yang berpotensi datang ke Indonesia direbut oleh
              negara lain.
              "Semua investor membutuhkan kemudahan, simpel, tidak berbelit-belit dalam pengurusan izin.
              Benar-benar 'one stop service'. Maka, Rancangan Undang-Undang Cipta kerja lebih baik segera
              dieskekusi untuk disahkan," ujarnya dalam seminar melalui aplikasi berbasis internet (webinar)
              nasional di Pantura yang digelar Joglosemar Institut, Selasa.

              Menurut  dia  RUU  Cipta  Kerja  diproyeksikan  memberikan  angin  segar  kemudahan  untuk
              berinvestasi  sehingga  Indonesia  bisa  berlomba-lomba  dengan  negara  lain  yang  juga  giat
              mengincar pertumbuhan ekonOmi di tengah pandemi.

              "Mengingat negara lain juga tengah berlomba menggaet investasi setelah diterpa pandemi," ujar
              Samsul Arifin yang merupakan akademisi dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.

              Ia mengingatkan peraturan yang masih tumpang tindih harus segera diperbaiki karena jelas-
              jelas menghambat masuknya investasi.

              Hadirnya  RUU  Cipta  Kerja,  diharapkan  akan  membuat  iklim  investasi  semakin  membaik,
              mengingat investasi ekonomi Indonesia itu besar di mata dunia.

              "Indonesia selama ini terlalu banyak peraturan. Tumpang tindih ribuan peraturan pusat, misalnya
              peratutan menteri dan daerah. Tapi repot kalau tidak disederhanakan. Proses strutur di RUU
              Cipta Kerja sudah disederhanakan. Baik itu investasi, UMKM, pengusaha, tenaga kerja, kawasan
              dan sebagainya," ujar Samsul.

              Jika  sudah  ada  jaminan  tata  kelola  regulasi  untuk  investasi  melalui  RUU  Cipta  Kerja,  maka
              Indonesia sudah siap bersaing dengan negara maju lainnya.

              Jika sudah digedok, dia berharap, bagian di bawah atau daerah harus bisa memahami aturan
              yang sudah dibuat agar nantinya setiap ada investor yang hendak mengurus perizinan tidak
              kesulitan.

              "Apalagi, semua orang harus tahu bahwa perubahan ekonomi global memerlukan respons yang
              cepat dan tepat. Tanpa reformasi struktural pertumbuhan ekonomi akan melambat. Dengan RUU
              Cipta Kerja diharapkan terjadi perubahan struktur ekonomi untuk mendorong pertumbuhan 5,7
              - 6 persen," jelasnya.

              Dalam webinar tersebut, selain menghadirkan pengamat dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama
              Jepara  Samsul  Arifin,  juga  menghadirkan  pengamat Ekonom  Universitas  Muria  Kudus  Mamik
              Indaryani,  sedangkan  moderatornya  Anas  Syahirul  yang  merupakan  Managing  Director
              Joglosemar Institute.





















                                                           66
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72