Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 FEBRUARI 2020
P. 100
pekerja sebagai korban serta menelusur hingga ke jejaringnya.
"Hingga saat ini belum ada proses penyelidikan mengenai keterlibatan perusahaan
perekrutnya yang bisa meloloskan pekerja migran yang masih berusia 16 tahun,"
kata Wahyu.
Saat ditahan, pada tanggal 13 Januari 2020 telah dilakukan mediasi yang diinisasi
dan difasilitasi oleh Jabatan Tenaga Kerja Malaysia, dihadiri oleh Perwakilan KBRI
Kuala Lumpur serta perwakilan dari Perusahaan IClean Services Sdn Bhd. Hasilnya,
Perusahaan IClean Services Sdn Bhd menyepakati untuk memberikan uang gaji dan
kompensasi sebesar RM 85.100,19 (tuntutan awal sebesar RM 122.500) kepada
delapan PMI yang menjadi korban. Pembayaran dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama sebesar RM 65.000,00 dibayarkan secara tunai pada hari yang sama
kepada perwakilan kedutaan yang disaksikan oleh para pekerja. Tahap kedua,
sebesar RM 20.100,19 dibayarkan langsung ke Kantor Kedutaan Indonesia di Kuala
Lumpur pada 7 Februari 2020.
Berdasarkan keterangan korban, jumlah pemenuhan hak gaji dan kompensasi yang
diwakili oleh KBRI Kuala Lumpur tidak sesuai dengan tuntutan korban. Migrant Care
sebagai penerima kuasa korban menilai kurangnya transparansi atas upaya-upaya
yang dilakukan oleh KBRI Kuala Lumpur kepada para korban.
Sebelum dipulangkan ke Indonesia, pada 13 Februari 2020 di Bandara KLIA, Migrant
Care Kuala Lumpur mendampingi dan menemukan bahwa delapan PMI dalam
kondisi tangan diborgol, diperlakukan seperti pelaku kejahatan.
Mereka juga menceritakan bahwa selama ditahan, mereka mengalami kekerasan
verbal, fisik dan psikologis yang dilakukan oleh Petugas Imigrasi Malaysia.
"Pemenuhan kebutuhan dasar seperti air, makanan, tempat tidur, pembalut dan
obat tidak terpenuhi dengan layak," kata Wahyu.
Page 99 of 185.