Page 160 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 FEBRUARI 2020
P. 160

Title          AJUKAN UJI MATERI KE MK, ASPATAKI: UU PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN TIDAK ADIL
               Media Name     liputan6.com
               Pub. Date      19 Februari 2020
                              https://www.liputan6.com/news/read/4183180/ajukan-uji-materi-ke-mk-asp ataki-uu-
               Page/URL
                              perlindungan-pekerja-migran-tidak-adil
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative













               Jakarta - Organisasi Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (Aspataki)
               mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK) UU No 18 Tahun 2017
               tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI). Menurut Aspataki, UU
               tersebut sangat memberatkan pelaku usahanya sebab harus memiliki modal minimal
               Rp 5 miliar.

               Ketua Umum Aspataki Saiful Mashud menilai, UU tersebut aneh dan tidak adil.
               "Masa Perusahaan Penempatan pekerja Migrannya kan sudah lama berdiri, sudah
               lama berjalan, masak harus dikenakan kewajiban deposit uang sampai Rp 1,5 Miliar.
               Kecuali kalau memang baru mau mendirikan Perusahaannya ya," ujar Saiful Mashud
               di Jakarta, Rabu (19/2).

               Dengan adanya UU No 18 tahun 2017 ini, dia mengaku, Perusahaan Penempatan
               Tenaga Kerja Indonesia jadi terbatas ruang geraknya. Lantaran aturan dari UU
               tersebut, kewenangan yang dahulu biasa dilakukan oleh Perusahaan Penempatan
               Pekerja Migran diambil alih oleh Pemerintah.

               "Dulu, Perusahaan merekrut, membekali dengan pelatihan, mengurus dokumen
               seperti Passport, Visa sampai Medical Check Up. Tapi, sekarang semua diambil alih
               Pemerintah lewat Layanan Terpadu satu Atap (LTSA). Tapi, sampai saat ini, lebih
               dari dua tahun, LTSA tersebut belum jalan. Padahal, dalam aturannya P3MI
               (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran) hanya boleh merekrut dari LTSA. Lah
               kalau LTSA belum jalan, siapa dan apa yang mau direkrut?" kata Saiful Mashud.

               Dia mengungkapkan alasan dari keberatan ini mengajukan judicial review ke MK
               adalah karena saat Pekerja Migran sudah berangkat ke negara tujuan, sudah bukan
               lagi tanggung jawab Perusahaan Penempatan Pekerja Migran . Berbeda dengan UU
               No 39 Tahun 2004, di mana tanggung jawab Perusahaan Penempatan Pekerja
               Migran (dahulu disebut PJTKI) berawal dari perekrutan, memberi pelatihan
               mengurus dokumen, mengurus keberangkatan, penempatan dan bahkan sampai
               Pekerja Migran tersebut kembali ke tanah air, atau sesuai dengan masa kontrak
               kerjanya.






                                                      Page 159 of 185.
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165