Page 167 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MEI 2021
P. 167
Aksi boikot sendiri dimulai kemarin, Kamis (27/5) dengan ditandai unjuk rasa damai di depan
kantor PT Indomarco Prismatama (Indomaret Group), Jakarta Utara. Aksi ini akan diikuti oleh
perwakilan 50 buruh dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Kahar mengatakan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah memfasilitasi mediasi antara
pihak perusahaan dengan pekerja/buruh. Namun, masing-masing pihak masih tetap dengan
pendiriannya.
Ia mengatakan perusahaan tetap akan membawa kasus Anwar Bessy ke ranah hukum. Anwar
Bessy merupakan seorang karyawan yang tidak sengaja merusak gypsum kantor. Namun,
manajemen Indomarco langsung membawa kejadian ini ke ranah hukum.
"Kemarin kami dimediasi Kemnaker, ada pertemuan dengan pihak perusahaan, tetapi belum ada
titik temu," ujarnya.
Seperti diketahui, aksi boikot tersebut bermula dari pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR)
2020. Pekerja menyatakan perusahaan menunggak pembayaran THR kepada buruh sebesar 50
persen.
Namun, perusahaan mengklaim perusahaan sudah membayar THR sebesar satu bulan upah.
Pembayaran THR tersebut sesuai Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016
tentang THR Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.
Akibatnya, pekerja menuntut pembayaran sisa THR kepada perusahaan. Dalam aksi itu, Anwar
Bessy tidak sengaja merusak gypsum kantor sehingga manajemen Indomarco langsung
membawa kejadian ini ke ranah hukum.
Pekerja yang tidak terima tindakan kriminalisasi itu melakukan aksi boikot pada produk
Indomaret. Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz
mengatakan buruh menuntut agar rekan kerja mereka dibebaskan dari tuntutan hukum.
"Intinya hanya membebaskan Anwar Bessy dan pekerjakan kembali, ini nanti statement yang
akan saya sampaikan," imbuhnya.
Bersamaan dengan aksi di depan kantor Indomaret, FSPMI memasang spanduk bertuliskan
'Tidak Belanja di Indomaret Karena Kriminalisasi Buruh'.
166