Page 59 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MEI 2021
P. 59

"Berpotensi meninggalkan Garuda dengan utang warisan yang besar yang akan membuat situasi
              yang menantang di masa depan," bunyi catatan tersebut.
              2. Garuda Dicegah Bangkrut Opsi kedua ialah menggunakan hukum perlindungan kebangkrutan
              untuk  merestrukturisasi  Garuda.  Adapun  penjelasannya,  menggunakan  legal  bankcruptcy
              process untuk merestrukturisasi utang, sewa, kontrak kerja.

              3.  Pendirian  Maskapai  Baru  Opsi  ketiga  yakni  merestrukturisasi  Garuda  dan  mendirikan
              perusahaan maskapai nasional baru.

              "Garuda dibiarkan melakukan restukturisasi. Di saat bersamaan, mulai mendirikan perusahaan
              maskapai penerbangan domestik baru yang akan mengambil alih sebagian besar rute domestik
              Garuda, dan menjadi national carrier di pasar domestik," bunyi penjelasan opsi ketiga.

              Langkah ini sebagaimana terjadi pada Sabena dan Swissair. Dalam catatan opsi dijelaskan, untuk
              dieksplorasi  lebih  lanjut  sebagai  opsi  tambahan  agar  Indonesia  tetap  memiliki  national  flag
              carrier. Estimasi modal yang dibutuhkan US$ 1,2 miliar.

              4. Garuda Dilikuidasi Opsi terakhir adalah Garuda dilikuidasi dan sektor swasta dibiarkan untuk
              mengisi kekosongan. Penjelasan dari opsi ini ialah, Garuda dilikuidasi. Kemudian, mendorong
              swasta untuk meningkatkan layanan udara misalnya dengan pajak bandara atau subsidi rute
              yang lebih rendah.

              "Indonesia tidak lagi memiliki national flag carrier," bunyi catatan opsi keempat.
              Staf  Khusus  Menteri  BUMN  Arya  Sinulingga  tidak  membenarkan  dan  tidak  membantah  saat
              dikonfirmasi  mengenai  kebenaran  opsi  penyelamatan  Garuda  yang  beredar  di  media  sosial
              tersebut. Dia hanya mengatakan, terpenting saat ini ialah Garuda masuk ke restrukturisasi.

              "Nanti  saja  opsi-opsi  tersebut,  yang  penting  saat  ini  kita  masuk  ke  restrukturisasi,"  katanya
              kepada detikcom.

              Sementara,  Direktur  Utama  Garuda  Indonesia  Irfan  Setiaputra  tak  banyak  berkomentar
              mengenai opsi ini. Dia hanya meminta untuk dicek di Kementerian BUMN.

              "Cek kementerian," katanya singkat.

              Namun,  saat  ditanya  lagi  apakah  perusahaan  telah  diajak  membahas  opsi  tersebut,  ia
              mengiyakan. Namun, dia bilang, belum ada keputusan.

              "Udah (dibahas)," tambahnya.
























                                                           58
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64