Page 189 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 189

Kesepakatan  tersebut  diambil  setelah  mendengarkan  pandangan  dari  masing-masing  serikat
              pekerja, dalam rapat bersama di Jakarta, Minggu (28/9/2020).
              Presiden KSPI  Said Iqbal  menjelaskan, mogok nasional direncanakan selama tiga hari berturut-
              turut, dimulai 6 Oktober 2020 dan diakhiri saat sidang paripurna yang membahas  RUU Cipta
              Kerja  pada 8 Oktober 2020.

              "Dalam mogok nasional nanti, kami akan menghentikan proses produksi. Di mana para  buruh
              akan keluar dari lokasi produksi dan berkumpul di lokasi yang ditentukan masing-masing serikat
              pekerja di tingkat perusahaan," ujar Said dalam keterangannya, Senin (28/9/2020).

              Menurutnya, dasar hukum secara konstitusional mogok nasional ini adalah menggunakan dua
              undang-undang,  yaitu  Undang-Undang  Nomor  9  Tahun  1998  tentang  Kemerdekaan
              Menyampaikan Pendapat di Muka Umum (Demonstrasi) dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
              2003 tentang Ketenagakerjaan.

              "Para buruh tentu akan mengikuti prosedur dari dua undang-undang tersebut," ucap Said.

              Said  menyebut, mogok nasional dengan  menyetop produksi  akan diikuti kurang lebih 5  juta
              buruh  di ribuan perusahaan di 25 provinsi dan 300 kabupaten atau kota.

              Melibatkan  beberapa  sektor  industri  seperti  kimia,  energi,  pertambangan,  tekstil,  garmen,
              sepatu, otomotif dan komponen, elektronik dan komponen, industri besi dan baja, farmasi dan
              kesehatan,  percetakan  dan  penerbitan,  industri  pariwisata,  industri  semen,  telekomunikasi,
              pekerja transportasi, pekerja pelabuhan, logistik, perbankan, dan lain-lain.

              Mogok nasional dilakukan sebagai bentuk protes  buruh  Indonesia terhadap pembahasan  RUU
              Cipta Kerja  yang dinilai lebih menguntungkan pengusaha.

              Misalnya dibebaskannya penggunaan  buruh  kontrak dan outsourcing di semua jenis pekerjaan
              dan tanpa batasan waktu, dihilangkannya UMSK, hingga pengurangan nilai pesangon.

              "Sejak awal kami meminta agar pelindungan minimal kaum buruh yang ada di Undang-Undang
              Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan jangan dikurangi. Tetapi faktanya omnibus law
              mengurangi hak-hak buruh yang ada di dalam undang-undang eksisting," kata Said Iqbal.

              Sebagai pra mogok nasional,  buruh  Indonesia juga berencana melakukan aksi unjuk rasa setiap
              hari yang pelaksanaannya direncanakan mulai pada 29 September hingga 8 Oktober 2020.

              Selain itu, bersama dengan elemen yang lain,  buruh  juga melakukan aksi nasional serentak di
              seluruh Indonesia yang direncanakan tanggal 1 Oktober dan 8 Oktober.

              Di Ibu kota, sasaran aksi  buruh  adalah Istana Negara, Kantor Menko Perekonomian, Kantor
              Menteri Ketenagakerjaan, dan DPR RI.

              Sedangkan di daerah, aksi akan dipusatkan di kantor Gubernur atau DPRD setempat.

              "Ketika aksi-aksi yang kami lakukan tidak ditanggapi, puncaknya kami akan melakukan mogok
              nasional  yang  dilakukan  serentak  di  seluruh  Indonesia  sebagaimana  kami  jelaskan  di  atas,"
              paparnya.









                                                           188
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194