Page 186 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 186

Apalagi, sebelumnya pemerintah mengklaim  RUU Cipta Kerja  sudah hampir rampung dan akan
              segera disahkan.


              UU PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN DIMASUKKAN KE RUU CIPTA KERJA, PKS:
              SELESAIKAN DULU PR KEMARIN

              Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha  , JAKARTA  - Anggota Komisi IX DPR
              Kurniasih  Mufidayati  mempertanyakan  mengapa  pengaturan  tentang  Perlindungan  Pekerja
              Migran Indonesia (PMI) secara tiba-tiba masuk dalam muatan  Omnibus Law  RUU Cipta Kerja  .

              Apalagi, sebelumnya pemerintah mengklaim  RUU Cipta Kerja  sudah hampir rampung dan akan
              segera disahkan.

              "Sementara  pasal-pasal  di  bidang  ketenagakerjaan  lainnya  khususnya  pengaturan  pekerja  di
              Indonesia  masih  banyak  yang  kontroversial  dan  mendapat  banyak  penolakan  terutama  dari
              kalangan pekerja sendiri."  "Lalu tiba-tiba justru memasukan pengaturan tentang perlindungan
              pekerja migran," ujar Mufida, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/9/2020).

              Menurut Mufida, pengaturan perlindungan  pekerja migran  sudah ada dan cukup baik dalam
              Undang-Undang yang relatif baru yaitu UU No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja
              Migran Indonesia.

              Sehingga seharusnya yang dilakukan pemerintah adalah segera membuat peraturan turunan
              dari  UU  Perlindungan  PMI  tersebut  melalui  Peraturan  Pemerintah  atau  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan untuk pengaturan lebih detail dan teknis dari apa yang sudah ada di UU No. 18
              Tahun 2017.

              Dengan demikian, Mufida menilai upaya perlindungan PMI bisa lebih maksimal. Apalagi masih
              banyak kasus-kasus yang dialami oleh PMI baik di luar negeri.

              "Selesaikan dulu pekerjaan rumah peraturan turunan dari UU No. 18 Tahun 2017. Buatkan aturan
              yang memberikan perlindungan maksimal bagi PMI kita, sejak dari dalam negeri maupun setelah
              bekerja di luar negeri. Masih banyak persoalan perlindungan PMI yang belum terselesaikan, alih-
              alih memasukannya dalam  RUU Cipta Kerja  ," jelasnya.

              Politikus PKS tersebut juga mempertanyakan apa filosofi memasukan aturan perlindungan PMI
              ini ke dalam  RUU Cipta Kerja  yang kontroversial.

              Karena selama ini gembar-gembor pemerintah, kata dia, adalah  Omnibus Law  Cipta Kerja ini
              bertujuan untuk menarik investasi khususnya dari luar negeri. Sehingga menjadi kurang relevan
              memasukan isu Perlindungan PMI ke dalam  RUU Cipta Kerja  ini.

              "Untuk   RUU Cipta Kerja   ini lebih  baik  pemerintah fokus  pada  muatan pengaturan tentang
              ketenagakerjaan di dalam negeri agar lebih memperhatikan aspirasi pekerja dan memberikan
              kenyamanan bagi para pekerja lokal di dalam negeri," kata dia.

              Di sisi lain, Mufida mencatat perubahan dalam UU PPMI yang akan diatur ulang dalam  RUU
              Cipta Kerja  . Dia menerangkan ada keinginan untuk menghilangkan peran kementerian terkait
              penerbitan izin perusahaan penempatan PMI/P3MI atau surat izin P3MI ke lembaga pemerintah
              yang lainnya.

              Bagi Mufida, hal tersebut justru akan mengurangi pengontrolan terhadap P3MI. Karena lembaga
              yang disebut dalam usulan itu sebagai "pemerintah pusat" bisa jadi lembaga umum yang tidak
              mengerti terhadap permasalahan PMI karena menjadi lembaga yang sangat umum mengurus
              izin perusahaan umum lainnya.
                                                           185
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191