Page 57 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 57

Menurut pengakuan Siti, saat mengunjungi para PMI di perusahaan perkebunan sawit Malaysia
              pada 20018 lalu, pihaknya meninjau langsung ke tempat para buruh beKerja, lalu ke sekolah
              perkebunan dan tempat tinggal mereka.

              Dari penuturan mereka, banyak anak-anak yang dieksploitasi karena di pagi hingga siang hari
              ke sekolah, namun siangnya beKerja bersama orang tua di perkebunan sawit. "Kondisi tempat
              tinggal tak layak, gaji anak-anak separuh atau kurang dari separuh gaji orang tua," katanya.

              Anak-anak PMI banyak yang kondisi gizinya buruk, bahkan ada yang sakit perut karena setiap
              hari makan mi. Beberapa di antara mereka pernah di penjara, atau keluarga mereka yang masih
              di penjara karena persoalan dokumen.

              Segera Berkoordinasi

              Sementara itu, aktivis dari Sawit Watch, Zidane, mengatakan kasus perlakuan tidak manusiawi
              yang  dialami  pekerja  migran  asal  Indonesia  di  perkebunan  sawit  Malaysia  harus  menjadi
              perhatian pemerintah Indonesia. Warga negara yang beKerja di Malaysia harus mendapat hak
              dan perlakuan yang layak.

              Koordinator  Koalisi Buruh Sawit  itu berharap pemerintah segera merespons  kasus perlakuan
              tidak manusiawi yang dialami buruh sawit asal Indonesia di Malaysia. Otoritas terkait di Tanah
              Air mesti secepatnya berkoordinasi dengan pihak Malaysia untuk memastikan hak-hak buruh asal
              Indonesia terjamin. "Saya pikir pemerintah mesti merespons cepat itu," kata Zidane.

              Selain itu, pemerintah juga bisa beKerja sama dengan Malaysia untuk secara rutin memantau
              kondisi buruh migran asal Indonesia yang beKerja di perkebunan sawit di Malaysia.

              Hal yang tidak kalah penting adalah pemerintah memastikan proses rekrutmen, penempatan,
              dan pemanfaatan buruh sesuai dengan prinsip perburuhan internasional karena itu yang kerap
              jadi masalah.

              Sebelumnya,  Gabungan  Serikat  Buruh  Indonesia,  diwakili  Ismet,  mengatakan  perlindungan
              kepada seluruh warga negara termasuk PMI di luar negeri menjadi tanggung jawab negara.
              "Apalagi  PMI  kita  yang  beKerja  di  perkebunan  kelapa  sawit  salah  satu  pemberi  devisa  bagi
              negara," kata Ismet.

              Dia  mengimbau  pemerintah  mendesak  Malaysia  agar  kekerasan  dan  penyiksaan  terhadap
              pekerja  migran  segera  dihentikan  karena  kasus  seperti  itu  sering  terjadi  dan  berulang.
              ers/ola/ags/E-9


























                                                           56
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62