Page 91 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 91

"dengan negara tujuan harus diperbaiki. Lalu, hukum ditegakkan agar memberi efek jera kepada
              pelaku yang diduga melakukan tindakan tidak manusiawi," kata Siti.
              Menurut pengakuan Siti, saat mengunjungi para PMI di perusahaan perkebunan sawit Malaysia
              pada 20018 lalu, pihaknya meninjau langsung ke tempat para buruh beKerja, lalu ke sekolah
              perkebunan  dan  tempat  tinggal  mereka.  Dari  penuturan  mereka,  banyak  anak-anak  yang
              dieksploitasi  karena  di  pagi hingga  siang  hari  ke sekolah,  namun siangnya  beKerja  bersama
              orang tua di perkebunan sawit. "Kondisi tempat tinggal tak layak, gaji anak-anak separuh atau
              kurang dari separuh gaji orang tua," katanya.

              Anak-anak PMI banyak yang kondisi gizinya buruk, bahkan ada yang sakit perut karena setiap
              hari makan mi. Beberapa di antara mereka pernah di penjara, atau keluarga mereka yang masih
              di  penjara  karena  persoalan  dokumen.  Sementara  itu,  aktivis  dari  Sawit  Watch,  Zidane,
              mengatakan kasus perlakuan tidak manusiawi yang dialami pekerja migran asal Indonesia di
              perkebunan sawit Malaysia harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Warga negara yang
              beKerja di Malaysia harus mendapat hak dan perlakuan yang layak.

              Koordinator  Koalisi Buruh Sawit  itu berharap pemerintah segera merespons  kasus perlakuan
              tidak manusiawi yang dialami buruh sawit asal Indonesia di Malaysia. Otoritas terkait di Tanah
              Air mesti secepatnya berkoordinasi dengan pihak Malaysia untuk memastikan hak-hak buruh asal
              Indonesia terjamin. "Saya pikir pemerintah mesti merespons cepat itu," kata Zidane.

              Selain itu, pemerintah juga bisa beKerja sama dengan Malaysia untuk secara rutin memantau
              kondisi buruh migran asal Indonesia yang beKerja di perkebunan sawit di Malaysia. Hal yang
              tidak  kalah  penting  adalah  pemerintah  memastikan  proses  rekrutmen,  penempatan,  dan
              pemanfaatan buruh sesuai dengan prinsip perburuhan internasional karena itu yang kerap jadi
              masalah.  Sebelumnya,  Gabungan  Serikat  Buruh  Indonesia,  diwakili  Ismet,  mengatakan
              perlindungan kepada seluruh warga negara termasuk PMI di luar negeri menjadi tanggung jawab
              negara. "Apalagi PMI kita yang beKerja di perkebunan kelapa sawit salah satu pemberi devisa
              bagi negara," kata Ismet.

              Dia  mengimbau  pemerintah  mendesak  Malaysia  agar  kekerasan  dan  penyiksaan  terhadap
              pekerja migran segera dihentikan karena kasus seperti itu sering terjadi dan berulang.

              n.
































                                                           90
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96