Page 109 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 AGUSTUS 2021
P. 109

Dalam  memitigasi  dampak  permberlakuan  kebijakan  PPKM  akibat  pandemi  Covid-19,
              pelaksanaan BSU tahun 2021 memiliki sejumlah perbedaan dengan BSU tahun 2020. Pertama,
              dari sisi cakupan. Di mana pada tahun 2020 BSU menyasar seluruh wilayah di Indonesia yang
              terdampak pandemi. Sedangkan BSU tahun 2021 hanya menyasar wilayah dengan PPKM level 3
              dan level 4 (sesuai Inmendagri Nomor 22 Tahun 2021 dan Inmendagri Nomor 23 Tahun 2021).

              Kedua, Batasan upah/gaji penerima BSU. Pada tahun 2020, upah/gaji maksimal penerima BSU
              adalah Rp5 juta. Sedangkan tahun 2021, upah/gaji maksimal adalah Rp3,5 juta, atau sesuai
              UMK/UMP dengan dibulatkan ke atas hingga ratus ribuan bagi wilayah yang UMP/UMK-nya di
              atas Rp3,5 juta.

              “Tentunya kita sangat berharap apa yang menjadi tujuan BSU ini akan memberikan bantalan
              sosial, utamanya bagi pekerja yang terdampak kebijakan PPKM ini,” kata Anwar.

              Selain  itu,  kata  Anwar,  pihaknya  juga  berupaya  agar  penyaluran  BSU  tahun  ini  lebih  tepat
              sasaran. Salah satunya dengan menerapkan prinsip clear and clean, yakni clear dari sisi regulasi
              dan clean dari sisi data. Tujuannya adalah pelaksanaan BSU tidak bertabrakan dengan regulasi
              lain, serta tidak terjadi duplikasi data.

              “Sehingga BSU jangan sampai menjadikan duplikasi penerima. Oleh karena itu, penerima BSU
              tidak akan menerima program Kartu Prakerja, tidak akan menerima Program Keluarga Harapan
              (PKH), dan Bantuan Pemerintah Usaha Mikro (BPUM),” terangnya.

              Pada  sisi  data  ini,  jelas  Anwar,  pihaknya  terus  berkoordinasi  dengan  BPJS  Ketenagakerjaan
              sebagai sumber data calon penerima BSU.

              “Ini kalau clean dan clear bisa dikawal dengan baik, kami yakin pelaksanaan BSU akan jauh lebih
              baik  dari  tahun  2020  dan  tentunya  akan  sesuai  dengan  tujuan  pemerintah  untuk
              mengimplementasikan bantuan BSU,” jelasnya.

              Sesditjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Surya Lukita Warman menambahkan, dana BSU tahun
              2021 bersumber dari DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Direktorat Jenderal Pembinaan
              Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemnaker T.A 2021. Adapun, mekanisme
              penyaluran  BSU  ini  adalah  Kemnaker  meminta  data  calon  penerima  BSU  ke  BPJS
              Ketenagakerjaan;  kemudian  BPJS  Ketenagakerjaan  melakukan  verifikasi  data  dan
              pengelompokan  rekening  sebelum  diserahkan  ke  Kemnaker;  setelah  diserahkan,  Kemnaker
              melalui Barenbang melakukan check and screening (keseuaian data, kelengkapan format data,
              duplikasi data) dan pemadanan data (penerima Kartu Prakerja, BPUM, atau PKH); data kemudian
              diserahkan ke Ditjen PHI dan Jamsos (data yang lolos pengecekan/data lengkap akan diteruskan
              ke KPA dan data yang tidak lolos/tidak lengkap akan dikembalikan ke BPJS Ketenagakerjaan
              untuk dilakukan perbaikan).

              Selanjutnya,  data  yang  lolos/lengkap  dan  telah  diserahkan  ke  KPA  akan  ditetapkan  sebagai
              penerima BSU, kemudian menyerahkan data tersebut ke KPPN untuk dilakukan proses transfer.

              Surya Lukita mengatakan, pihaknya juga menyediakan kanal informasi BSU tahun 2021 yakni
              melalui situs web bsu.kemnaker.go.id, call center 1500-630 (pada jam kerja Senin s.d Jumat
              pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB), dan media sosial Kemnaker.

              “Kalau di Kemnaker kami menyiapkan website resmi yaitu bsu.kemnaker.go.id. Jadi di kanal ini
              bapak/ibu bisa mengecek apakah NIK-nya terdaftar sebagai penerima BSU, bahkan apakah BSU-
              nya telah tersampaikan ke rekening penerima BSU atau belum, bisa dicek di kanal ini,” ujarnya.





                                                           108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114