Page 111 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 AGUSTUS 2021
P. 111

Ringkasan

              Program bantuan pemerintah berupa subsidi gaji/upah bagi pekerja/buruh (BSU) tahun 2021
              adalah  salah  satu  upaya  pemerintah  memitigasi  dampak  pandemi  Covid-19  di  sektor
              ketenagakerjaan. BSU bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan
              ekonomi pekerja/buruh, serta membantu pengusaha mempertahankan kelangsungan usahanya
              selama  masa  pandemi  Covid-19,  khususnya  di  masa  Pemberlakuan  Pembatasan  Kegiatan
              Masyarakat (PPKM).



              BSU 2021 DIHARAPKAN DORONG PERTUMBUHAN EKONOMI

              Program bantuan pemerintah berupa subsidi gaji/upah bagi pekerja/buruh (BSU) tahun 2021
              adalah  salah  satu  upaya  pemerintah  memitigasi  dampak  pandemi  Covid-19  di  sektor
              ketenagakerjaan.

              BSU  bertujuan  melindungi,  mempertahankan,  dan  meningkatkan  kemampuan  ekonomi
              pekerja/buruh, serta membantu pengusaha mempertahankan kelangsungan usahanya selama
              masa pandemi Covid-19, khususnya di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
              (PPKM).

              Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, saat
              menyampaikan Pidato Kunci dalam webinar "Bantuan Subsidi Upah di Masa Pandemi Covid-19:
              Pembelajaran dan Sosialisasi" yang diselenggarakan oleh TNP2K pada hari Kamis (18/8/2021).
              Menurutnya,  berdasarkan  data  Kementerian  Ketenagakerjaan  yang  dihimpun  dari  berbagai
              provinsi di wilayah Jawa dan Bali, dari total pekerja pada kategori sektor kritikal, esensial, dan
              nonesensial, sebanyak 24,66% pekerja atau buruh berpotensi ter-PHK dan 23,72% berpotensi
              dirumahkan.

              "Jadi dari fakta tersebut tentunya pemerintah perlu melakukan intervensi agar potensi-potensi
              negatif ini bisa kita hindari, minimal bisa kita kurangi, baik melalui bantuan pemerintah ataupun
              bantuan-bantuan  sosial  lainnya.  Agar  perusahaan  dan  pekerja/buruh  tetap  dapat  melakukan
              proses produksi," kata Sekjen Anwar.

              Dalam memitigasi dampak pemberlakuan kebijakan PPKM akibat pandemi Covid-19, pelaksanaan
              BSU  tahun  2021  memiliki  sejumlah  perbedaan  dengan  BSU  tahun  2020.  Pertama,  dari  sisi
              cakupan. Di mana pada tahun 2020 BSU menyasar seluruh wilayah di Indonesia yang terdampak
              pandemi. Sedangkan BSU tahun 2021 hanya menyasar wilayah dengan PPKM level 3 dan level
              4 (sesuai Inmendagri Nomor 22 Tahun 2021 dan Inmendagri Nomor 23 Tahun 2021).

              Kedua, Batasan upah/gaji penerima BSU. Pada tahun 2020, upah/gaji maksimal penerima BSU
              adalah Rp5 juta. Sedangkan tahun 2021, upah/gaji maksimal adalah Rp3,5 juta, atau sesuai
              UMK/UMP dengan dibulatkan ke atas hingga ratus ribuan bagi wilayah yang UMP/UMK-nya di
              atas Rp3,5 juta.

              "Tentunya kita sangat berharap apa yang menjadi tujuan BSU ini akan memberikan bantalan
              sosial, utamanya bagi pekerja yang terdampak kebijakan PPKM ini," kata Sekjen Anwar.

              Selain itu, kata Sekjen Anwar, pihaknya juga berupaya agar penyaluran BSU tahun ini lebih tepat
              sasaran. Salah satunya dengan menerapkan prinsip clear and clean, yakni clear dari sisi regulasi
              dan clean dari sisi data. Tujuannya adalah pelaksanaan BSU tidak bertabrakan dengan regulasi
              lain, serta tidak terjadi duplikasi data.




                                                           110
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116