Page 195 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 AGUSTUS 2021
P. 195

KEMNAKER SEBUT SUBSIDI GAJI MEMITIGASI DAMPAK PPKM & PHK

              Bantuan subsidi  upah  diberikan kepada pekerja  terdampak di wilayah  PPKM Level  4  atau  3.
              Bantuan  Subsidi  Upah  (BSU)  tahap  II  tengah  dalam  proses  pencairan,  usai  BP  Jamsostek
              memberikan data 1,25 juta calon penerima BSU ke Kementerian Ketenagakerjaan pada Rabu
              (18/8/2021).  Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Anwar  Sanusi  menjelaskan,
              program BSU merupakan salah satu upaya pemerintah memitigasi dampak pandemi COVID-19
              di sektor ketenagakerjaan.

              BSU bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi pekerja,
              serta membantu pengusaha mempertahankan kelangsungan usahanya selama masa pandemi
              COVID-19, khususnya di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

              Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan yang dihimpun dari berbagai provinsi di wilayah
              Jawa  dan  Bali,  dari  total  pekerja  pada  kategori  sektor  kritikal,  esensial,  dan  nonesensial,
              sebanyak 24,66 persen  pekerja atau buruh  berpotensi  ter-PHK  dan 23,72 persen  berpotensi
              dirumahkan.

              "Jadi dari fakta tersebut tentunya pemerintah perlu melakukan intervensi agar potensi-potensi
              negatif ini bisa kita hindari. Minimal bisa kita kurangi. Baik melalui bantuan pemerintah ataupun
              bantuan-bantuan sosial lainnya. Agar perusahaan dan pekerja tetap dapat melakukan proses
              produksi," kata dia, Kamis (19/8/2021).

              Dalam  memitigasi  dampak  permberlakuan  kebijakan  PPKM  akibat  pandemi  COVID-19,
              pelaksanaan BSU tahun 2021 memiliki sejumlah perbedaan dengan BSU tahun 2020.

              Pertama,  dari  sisi  cakupan  BSU  tahun  2020  menyasar  seluruh  wilayah  di  Indonesia  yang
              terdampak pandemi. Sedangkan BSU tahun 2021 hanya menyasar wilayah dengan PPKM level 3
              dan level 4 yaitu sesuai Inmendagri Nomor 22 Tahun 2021 dan Inmendagri Nomor 23 Tahun
              2021. Kemudian, Batasan upah penerima BSU. Pada tahun 2020, upah maksimal penerima BSU
              adalah  Rp5  juta.  Sedangkan  tahun  2021,  upah  maksimal  adalah  Rp3,5  juta,  atau  sesuai
              UMK/UMP dengan dibulatkan ke atas hingga ratus ribuan bagi wilayah yang UMP/UMK-nya di
              atas Rp3,5 juta.


              "Tentunya kita sangat berharap apa yang menjadi tujuan BSU ini akan memberikan bantalan
              sosial, utamanya bagi pekerja yang terdampak kebijakan PPKM ini," jelas dia.

              Pihaknya  juga  berupaya  agar  penyaluran  BSU  tahun  ini  lebih  tepat  sasaran.  Salah  satunya
              dengan  menerapkan  prinsip  clear  and  clean  dari  sisi  regulasi  dan  data.  Tujuannya  adalah
              pelaksanaan BSU tidak bertabrakan dengan regulasi lain, serta tidak terjadi duplikasi data.

              "Sehingga BSU jangan sampai menjadikan duplikasi penerima. Oleh karena itu, penerima BSU
              tidak akan menerima program Kartu Prakerja, tidak akan menerima Program Keluarga Harapan
              (PKH), dan Bantuan Pemerintah Usaha Mikro (BPUM)," terang dia.
              Ia menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan sebagai sumber
              data calon penerima BSU.

              "Ini kalau clean dan clear bisa dikawal dengan baik, kami yakin pelaksanaan BSU akan jauh lebih
              baik  dari  tahun  2020  dan  tentunya  akan  sesuai  dengan  tujuan  pemerintah  untuk
              mengimplementasikan bantuan BSU," jelas dia.

              Sesditjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Surya Lukita Warman, menambahkan, dana BSU tahun ini
              bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan
              Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemnaker tahun 2021.

                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200