Page 197 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 AGUSTUS 2021
P. 197

Warman  dalam  Webinar  TNP2K  -  Bantuan  Subsidi  Upah  di  Masa  Pandemi  Covid  -19:
              Pembelajaran dan Sosialisasi pada Kamis (19/8).


              PEMERINTAH SALURKAN BSU TAHAP II UNTUK 1,25 JUTA PESERTA

              JAKARTA,  -  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  akan  menyalurkan  Bantuan  Subsidi
              Upah (BSU) sebesar Rp 1 juta untuk 1,25 juta penerima di tahap dua. Pemerintah menargetkan
              penyaluran untuk 8,7 juta penerima dengan alokasi dana Rp 8,8 triliun. Program ini dilakukan
              sebagai antisipasi dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

              "Saat ini untuk tahap 2 sebanyak 1,25 juta juta telah kami terima dari BPJS Ketenagakerjaan,
              saat  ini  sudah  selesai  proses  screening  .  Insya  Allah  hari  ini  akan  kami  mulai  proses
              penyalurannya  kepada  penerima  yang  memenuhi  syarat,"  ucap  Sesditjen  PHI  dan  Jamsos,
              Kemenaker  Surya  Lukita  Warman  dalam  Webinar  TNP2K  -  Bantuan  Subsidi  Upah  di  Masa
              Pandemi Covid -19: Pembelajaran dan Sosialisasi pada Kamis (19/8).

              Dengan  target  8,7  juta  penerima  maka  BSU  akan  diberikan  dalam  lima  tahap.  Untuk  tahap
              pertama telah diberikan untuk untuk 947.499 orang dengan nilai total Rp 947,499 miliar. Tahap
              pertama untuk 1 juta orang yang telah disalurkan untuk 947.499 orang. Tahap kedua untuk 1,2
              juta penerima. Tahap ketiga sampai lima untuk 6,6 juta orang.

              "Tinggal kita tunggu tahap ketiga sampai tahap lima sehingga total penerima mencapai 8,7 juta
              orang," ucap Surya.

              Adapun beberapa syarat penerima BSU yaitu Pertama yaitu syarat kewarganegaraan yaitu Warga
              Negara  Indonesia  yang  akan  diperiksa  melalui  Nomor  Induk  Kependudukan.  Kedua  yaitu
              Kemenaker  akan  melakukan  pemadaman  dengan  data  antara  data  penerima  BSU  dengan
              penerima  bantuan  pemerintah  lainnya  yaitu  kartu  prakerja,  program  keluarga  harapan,  dan
              program  bantuan  produktif  usaha  mikro.  BPJS  Ketenagakerjaan  dipilih  sebagai  sumber  data
              mengingat sampai saat ini data BPJS Ketenagakerjaan dinilai paling akurat dan lengkap.

              Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi mengatakan BSU diharapkan dapat menjadi bantalan sosial
              terutama  kepada  pekerja  yang  terdampak  kebijakan  PPKM.  Khususnya,  bagi  pekerja  yang
              mengalami pemutusan hubungan kerja dan dirumahkan. Sehingga penanganan pandemi Covid-
              19 dari sisi kesehatan dan ekonomi dapat berjalan secara terintegrasi.

              "Mudah-mudahan pandemi segera berlalu dan kita bisa beraktivitas secara normal," ucap Anwar.

              Dia  mengatakan  pelaksanaan  BSU  tahun  2021  dilakukan  sesuai  hasil  evaluasi  tahun  2020.
              Kemnaker juga mendengarkan masukan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
              (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
              "Apa yang kita lakukan ini adalah upaya untuk menjaga agar tata kelola yang pelaksanaan BSU
              ini bisa kita laksanakan sebaik-baiknya," ucap Anwar.

              Kepala  Kelompok  Kajian  Perlindungan  Sosial  dan  Ketenagakerjaan  Muhammad  Hanri
              mengatakan  pendekatan  penyaluran  BSU  berbeda  dengan  negara  lain.  Dia  mencontohkan
              negara  seperti  Australia,  Inggris,  dan  Kanada  menjalankan  program  serupa  namun  untuk
              menjaga demand side di pasar ketenagakerjaan yaitu perusahaan. Pemerintah membayarkan
              sebagian dari upah pekerja sehingga perusahaan tidak harus memecat karyawan.
              "Sedangkan di Indonesia, pemerintah menjaga dari sisi supply side . Ini sedikit berbeda dari sisi
              besaran maupun subsidi," ucapnya.


                                                           196
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202