Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2021
P. 121

Apalagi, kata Sudarto, industri rokok bukan industri baru. "Industri rokok sudah sangat lama,
              sudah beratus tahun menjadi bagian sawah ladang pekerja. Dan sampai detik ini industri  rokok
              itu juga legal," katanya.

              Apabila rencana revisi PP 109/2012 ini terus dilanjutkan, para pekerja di IHT tidak mendapatkan
              jaminan  kepastian  dan  perlindungan  untuk  bekerja  dan  mempertahankan  sumber
              pendapatannya.

              "Keterlibatan  tenaga  kerja  yang  cukup  besar,  petani  yang  cukup  besar,  hendaknya  menjadi
              perhatian," katanya.

              Masyarakat  dan  pekerja  yang  tergabung  dalam  mata  rantai  Industri  Hasil  Tembakau  (IHT)
              dengan tegas menolak revisi Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan
              Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

              Menurut aliansi IHT, revisi PP tersebut sangat dipaksakan dan cacat prosedur hukum karena
              tidak memenuhi kedaruratan dan tidak melibatkan mata rantai IHT dalam penyusunannya.

              "Kami, mewakili 6 juta penduduk Indonesia di mata rantai IHT dengan ini menyatakan menolak
              revisi  PP  109/2012,"  tegas  Ketua  Umum  Aliansi  Masyarakat  Tembakau  Indonesia  (AMTI)
              Budidoyo, Rabu (9/6/2021).

              Lebih lanjut, upaya revisi tersebut dinilai didesak oleh kelompok tidak bertanggung jawab yang
              membawa agenda asing di Indonesia.
              Menurut  mereka,  PP  109/2012  sudah  sangat  lebih  dari  cukup  untuk  membatasi  dan
              mengendalikan penggunaan tembakau di Indonesia sehingga tidak perlu direvisi lagi.

              "Dorongan  revisi  PP  109/2012  terjadi  karena  adanya  dorongan  asing  untuk  menghancurkan
              Industri Tembakau Indonesia dengan mengadopsi Framework Convention on Tobacco Control
              yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia," ujarnya.

              Oleh  karenanya,  aliansi  yang  terdiri  dari  12  asosiasi,  himpunan  dan  komunitas  di  bidang
              tembakau dengan tegas mendesak Presiden Joko Widodo untuk menghentikan proses revisi PP
              Tembakau karena dapat mengancam keberlangsungan IHT dan hajat hidup mata rantainya.

              "Petani tembakau, petani cengkeh, pabrikan, tenaga kerja, pedagang, konsumen. Seluruh mata
              rantai IHT akan mengambil langkah politis mengawal dan memastikan negara hadir membela
              rakyat dan mata pencahariannya," tandasnya.

              Sebelumnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan saat ini sedang melakukan revisi
              PP No 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
              Tembakau Bagi Kesehatan.

              Perkumpulan Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) yang menaungi ratusan
              perusahaan rokok legal berpandangan, sebaiknya pemerintah terlebih dahulu melakukan kajian
              atau  evaluasi  pemberlakuan  PP  109/2012.  Salah  satunya  terkait  edukasi  yang  dilakukan
              pemerintah.

              "Pasalnya,  kami  melihat  bahwa  pemerintah,  khususnya  Kemenkes,  belum  melakukan  upaya
              konkret dalam mencegah perokok anak," kata Ketua umum GAPPRI, Henry Najoan di Jakarta,
              Senin (7/6/2021).

              Henry  menegaskan,  GAPPRI  pada  dasarnya  tidak  setuju  atas  rencana  revisi  PP  109/2012,
              mengingat ketentuan PP yang lama masih relevan dengan kondisi saat ini. Karean itu, GAPPRI
              berharap PP 109/2012 tetap dipertahankan karena masih relevan dengan kondisi saat ini.


                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126