Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2021
P. 139

Menurut Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar, harus
              ada regulasi yang mengatur hubungan industrial perusahaan dan pekerja berstatus mitra agar
              tercipta ruang diskusi sehingga transparan.

              "Perlu ada aturan pemerintah yang mengatur sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945,
              setiap orang berhak mendapatkan kehidupan dan penghasilan yang layak," ujar Timboel, Rabu
              (9/6/2021).

              Dia mengatakan pemerintah juga mesti membuat regulasi bersama yang menjamin upah dan
              insentif  minimum,  proses  mekanismenya,  serta  jam  kerja.  Regulasi  terkait,  lanjutnya,  harus
              disertai dengan hadirnya infrastruktur pendukung.

              Dalam kasus pekerja mitra di perusahaan  ride-hailing  misalnya. Timboel menyebut perlu ada
              semacam kehadiran infrastruktur pendukung, seperti misalnya tempat servis gratis bagi pekerja
              mitra di aplikasi seperti Gojek dan Grab sebagai bentuk lain dari subsidi.

              Lebih  jauh,  dia  mengkritisi  pemerintah  yang  selama  ini  dinilai  hanya  memusatkan  perhatian
              kepada pekerja di sektor formal. Sementara itu, sambungnya, pemerintah seharusnya melihat
              angkatan kerja di Tanah Air secara keseluruhan, baik formal, informal, maupun mitra.

              Perlu diketahui, jumlah pekerja informal berbasis kemitraan lebih dominan dalam porsi angkatan
              kerja  RI.  Dari  130  juta  angkatan  kerja,  42  persen  di  antaranya  merupakan  pekerja  formal.
              Sisanya pekerja informal dan mitra.

              "Terlebih,  sampai  dengan  saat  ini  para  pekerja  berbasis  kemitraan  belum  tidak  diatur  jam
              kerjanya," kata Timboel.

              Menurutnya, pemerintah perlu memberikan perhatian lebih mengingat jumlah pekerja mitra kian
              bertambah. Sementara itu, minim perlindungan dari sisi regulasi.
              Dari sisi insentif, kata Timboel, mereka juga tidak diatur oleh pemerintah. Hal tersebut harus
              disertai  dengan  peran  pemerintah.  "Saya  mendorong  pemerintah  untuk  memastikan
              kesejahteraan  pekerja  mitra.  Agar  perusahaan  aplikator  tidak  seenaknya  mengotak-atik
              pendapatan mitra. Tidak sehat," tegasnya.

              Dengan segala risiko yang ditempuh, pekerja berstatus mitra selayaknya memiliki posisi strategis
              dalam  perundingan  bipartit  terkait  dengan  kebijakan  perusahaan  yang  berdampak  langsung
              terhadap hak pekerja.
              Kementerian  Ketenagakerjaan  juga  belum  mengambil  tindakan  tegas  terkait  dengan  perihal
              hubungan  industrial  antara  jutaan  pekerja  berstatus  kemitraan  dengan  perusahaan  seperti
              Gojek, Grab, dan beberapa perusahaan lain di sektor tersebut.


















                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144