Page 171 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2021
P. 171
INI KEBIJAKAN RI TANGANI DAMPAK PANDEMI DI SEKTOR KETENAGAKERJAAN
, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memaparkan upaya pemerintah dalam
menangani dampak pandemi Covid-19 di sektor ketenagakerjaan di forum International Labour
Organization (ILO).
"Selama ini pemerintah telah bekerjasama dengan pekerja dan pengusaha dalam menangani
dampak pandemi. Namun, dukungan signifikan dari ILO tetap dibutuhkan untuk mendukung apa
yang kami lakukan dalam menangani dampak pandemi ini," kata Ida pada forum Konferensi
Perburuhan Internasional secara daring, dikutip dari keterangan resminya, Rabu (8/6/2021).
Ida menjelaskan dalam upaya membangun dunia kerja terdampak Covid-19, Pemerintah
Indonesia telah menerapkan 8 kebijakan utama, mulai dari stimulus ekonomi untuk bisnis hingga
program tunjangan bagi pekerja yang diberhentikan.
Program ini dilakukan untuk memfasilitasi 56 juta pekerja formal hingga jaring pengaman sosial
bagi lebih dari 70 juta pekerja informal.
Selain itu, Indonesia telah merevitalisasi UU Ketenagakerjaan melalui Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan
meningkatkan investasi asing dan domestik.
Menurutnya, dari berbagai kebijakan yang telah dilakukan, ada 3 pilar penting untuk menavigasi
masa depan kerja global. Pertama, investasi di bidang utama pekerjaan yang layak dan
berkelanjutan.
Ia menekankan konsep pembelajaran seumur hidup harus menjadi bagian integral dari
masyarakat dan investasi swasta untuk mengurangi kesenjangan keterampilan. Apalagi,
keterampilan menjadi hal wajib dalam menghadapi dunia ketenagakerjaan yang semakin
dinamis.
"Dalam upaya mengurangi kesenjangan keterampilan, Pemerintah Indonesia telah melibatkan
dunia usaha dan masyarakat dalam merevitalisasi pusat pelatihan pekerja dan mempersiapkan
kemampuan kerja para pekerja yang memenuhi kebutuhan industri," katanya.
Selain mengurangi kesenjangan keterampilan, investasi lain yang penting yakni memperkuat
pembangunan ekonomi pedesaan melalui penyediaan dana desa.
"Kami juga telah mengembangkan Desa Migran Produktif [Desmigratif] yang bertujuan
meningkatkan kemandirian ekonomi dan standar hidup bagi mantan para pekerja migran dan
keluarganya," ujarnya.
Kedua, dialog sosial yang inovatif tentang isu-isu yang lebih luas di dunia kerja. Ida mengatakan
Indonesia terus memperkuat institusi atau lembaga ketenagakerjaan, seperti memperkuat dialog
sosial melalui Badan Kerjasama Tripartit, baik di tingkat nasional maupun daerah.
"Oleh karena itu, pendekatan yang harus dilakukan tidak boleh diseragamkan atau satu ukuran
untuk semua dalam pengorganisasian dialog sosial, melainkan harus berdasarkan keadaan
nasional masing-masing," katanya.
Ketiga, menciptakan kerja sama multilateral antarnegara untuk mempromosikan agenda yang
berpusat pada manusia di tingkat internasional. Ia menyatakan Indonesia menyambut baik draf
dokumen hasil Konferensi Panggilan Global untuk bertindak dalam pemulihan yang berpusat
pada manusia dari krisis Covid-19..
170