Page 77 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2021
P. 77

meminta  dukungan  Organisasi  Buruh  Internasional  (International  Labour  Organization/ILO)
              terhadap upaya-upaya tersebut. "Selama ini pemerintah telah bekerja sama dengan pekerja dan
              pengusaha  dalam  menangani  dampak  pandemi.  Namun,  dukungan  signifikan  dari  ILO  tetap
              dibutuhkan untuk mendukung apa yang kami lakukan dalam menangani dampak pandemi ini,"
              kata Ida dalam keterangan tertulis, Rabu (9/6/2021).



              MENAKER MINTA ILO DUKUNG KEBIJAKAN RI PULIHKAN SEKTOR
              KETENAGAKERJAAN

              Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
              dan  stakeholders  dalam  menangani  dampak  COVID-19  di  sektor  ketenagakerjaan.  Ia  pun
              meminta  dukungan  Organisasi  Buruh  Internasional  (International  Labour  Organization/ILO)
              terhadap upaya-upaya tersebut.

              "Selama ini pemerintah telah bekerja sama dengan pekerja dan pengusaha dalam menangani
              dampak pandemi. Namun, dukungan signifikan dari ILO tetap dibutuhkan untuk mendukung apa
              yang kami lakukan dalam menangani dampak pandemi ini," kata Ida dalam keterangan tertulis,
              Rabu (9/6/2021).

              Ida  menjelaskan  dalam  upaya  membangun  dunia  kerja  terdampak  COVID-19,  Pemerintah
              Indonesia telah menerapkan delapan kebijakan utama, mulai dari stimulus ekonomi untuk bisnis,
              hingga program tunjangan bagi pekerja yang diberhentikan.

              Program tersebut dilakukan untuk memfasilitasi 56 juta pekerja formal hingga jaring pengaman
              sosial bagi lebih dari 70 juta pekerja informal.

              Selain itu, Indonesia telah merevitalisasi UU Ketenagakerjaan melalui Undang-Undang Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. UU ini bertujuan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan
              meningkatkan investasi asing dan domestik.

              Menurut Ida, dari berbagai kebijakan yang telah dilakukan pemerintah, ada tiga pilar penting
              untuk menavigasi masa depan kerja global. Pertama, yaitu investasi di bidang utama pekerjaan
              yang layak dan berkelanjutan.

              Ia  menekankan,  konsep  pembelajaran  seumur  hidup  harus  menjadi  bagian  integral  dari
              masyarakat  dan  investasi  swasta  untuk  mengurangi  kesenjangan  keterampilan.  Apalagi,
              keterampilan  menjadi  hal  wajib  dalam  menghadapi  dunia  ketenagakerjaan  yang  semakin
              dinamis/fleksibel.

              "Dalam upaya mengurangi kesenjangan keterampilan, Pemerintah Indonesia telah melibatkan
              dunia usaha dan masyarakat dalam merevitalisasi pusat pelatihan pekerja dan mempersiapkan
              kemampuan kerja para pekerja yang memenuhi kebutuhan industri," kata Ida.

              Selain  mengurangi  kesenjangan  keterampilan,  investasi  penting  lainnya  ialah  memperkuat
              pembangunan ekonomi pedesaan melalui penyediaan dana desa.

              "Kami  juga  telah  mengembangkan  Desa  Migran  Produktif  (Desmigratif)  yang  bertujuan
              meningkatkan kemandirian ekonomi dan standar hidup bagi mantan para pekerja migran dan
              keluarganya," ujarnya.

              Pilar yang kedua yaitu dialog sosial yang inovatif tentang isu-isu yang lebih luas di dunia kerja.
              Ida mengatakan Indonesia terus memperkuat institusi atau lembaga kerja sama stakeholder
              ketenagakerjaan, seperti memperkuat dialog sosial melalui Badan Kerjasama Tripartit, baik di
              tingkat nasional maupun daerah.

                                                           76
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82