Page 93 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 Januari 2021
P. 93

ITJEN KEMNAKER SELIDIKI UANG RP 1,5 MILIAR YANG DIPINJAM BINWASNAKER
              DAN K3
              Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sedang menyelidiki latar
              belakang dan peruntukan uang sebesar Rp 1,5 miliar yang dipinjam pihak Ditjen Pembinaan
              Pengawasan  Ketenagakerjaan  dan  Kesesehatan  Kesehatan  Kerja  (Binwasnaker  dan  K3)
              Kemnaker dari Sri Supriyati, rekanan Kemnaker.

              Uang sebesar Rp 1,5 miliar itu dipinjam pihak Binwasnaker dan K3 Kemnaker melalui pejabat
              pembuat komitmen (PPK) di Ditjen Binwasnaker dan K3, Eko Daryanto pada tahun 2016.

              Uang sebesar itu diduga dipakai oleh Eko Daryanto untuk menyuap oknum di Kemnaker agar ia
              mendapat  jabatan  di  eselon  II.  Sampai  saat  ini,  Eko  enggan  memberikan  keterangan  ketika
              dikonfirmasi mengenai uang tersebut. "Kami sudah memanggil Eko Daryanto beberapa kali untuk
              menjelaskan soal uang itu," kata Plt. Irjen Kemnaker, Irianto Simbolon, kepada wartawan Kamis
              (28/1/2021).
              Sebagaimana diberitakan, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah digugat perdata oleh rekanan
              Sri Supriyati ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel).

              Gugatan itu terjadi karena tahun 2016 pihak Ditjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, melalui Eko
              Daryanto waktu itu meminjam uang sebesar Rp 1,5 miliar kepada Sri Supriyati namun tidak
              kunjung dikembalikan.

              Dalam perkara perdata nomor : 959/Pdt.G/2020/PN JKT.SEL sebagaimana ditulis dalam website
              PN Jaksel, Ida Fauziyah merupakan ikut tergugat pertama.

              Sedangkan ikut tergugat kedua adalah Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi dan ikut tergugat ketiga
              Plt  Irjen  Kemnaker,  Irianto  Simbolon.  Tergugat  dalam  kasus  itu  adalah  Eko  Daryanto,  yang
              sekarang sebagai Kepala Balai Pengembangan Produktivitas, Kemnaker, Lembang, Jawa Barat.

              Sri  Supriyati  menggugat  para  tergugat  ke  PN  Jaksel  melalui  kuasa  hukumnya  Joko  Sutrisno
              Dawoed, SH.

              Dalam  website  PN  Jaksel  dinyatakan,  penggugat  mengalami  kerugian sebesar  Rp  1,5  miliar,
              sebagaimana Perjanjian Peminjaman Uang tanggal 28 Desember 2016.

              Joko Sutrisno Dawoed kepada Beritasatu.com, Kamis (28/1/2021), mengatakan, Eko Daryanto
              sudah berjanji kepadanya membayar sesuai dengan gugatan mereka. "Dia dan teman-temannya
              sudah bertemu saya, meminta maaf dan berjanji akan segera melunasi," kata Joko. Menurut
              Joko, sidang lanjutan kasus tersebut akan digelar, Rabu, 3 Februari 2021.

              Joko mengatakan, kewajiban tergugat, turut tergugat I, turut tergugat II, turut Tergugat III
              untuk membayar kepada penggugat dengan perhitungan bunga bank sebesar Rp 1,5 miliar X 15
              % X 3 tahun. "Harus bayar dengan bunganya," kata dia.

              Dikatakan, akibat perbuatan para tergugat, penggugat juga mengalami kerugian immateril. "Atas
              kerugian-kerugian berupa waktu, tenaga, pikiran, perasaan tidak nyaman ( infliction of mental
              distress ) termasuk perasaan dipermainkan oleh para tergugat lebih dari tiga tahun lamanya.

              Mengingat  kerugian  tersebut  sangat  sulit  untuk  mengukurnya  dalam  bentuk  uang,  namun
              cukuplah kiranya apabila ditentukan setara dengan jumlah Rp 300.000.000," kata penggugat
              sebagaimana tertulis dalam website PN Jaksel.

              Selain  itu,  penggugat  meminta  hakim  agar  memutuskan  meletakkan  Sita  Jaminan  (
              Conservatoire Beslaag ) terhadap rumah/tanah milik tergugat yang terletak dan dikenal dengan


                                                           92
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98