Page 29 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 MARET 2021
P. 29

KEMENAKER FOKUS MEMPERHATIKAN PSIKOLOGIS DAN MENTAL PEKERJA
              MIGRAN
              JAKARTA  -  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  terus  memberikan  perhatian  secara
              serius terhadap kondisi piskologis dan kesehatan mental Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang
              akan berangkat ke negara penempatan.

              Hal  tersebut  sesuai  amanah  Pasal  13  Undang-Undang  (UU)  Nomor  18  Tahun  2017  tentang
              Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (UU  PPMI)  sebagai  salah  satu  dokumen  bagi  Calon
              Pekerja Migran Indonesia (CPMI).

              Direktur Perlindungan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Kemenaker Eva Trisiana
              mengatakan salah satu pengaturan lebih teknis penempatan dan pelindungan pekerja migran
              adalah Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi
              Calon Tenaga Kerja Indonesia.

              "Pengaturan khusus ini maknanya adalah kondisi psikologi dianggap sebagai hal penting bagi
              Calon Pekerja Migran Indonesia dalam pelaksanaan tugasnya," ujar Direktur Eva Trisiana dalam
              seminar bertajuk 'Kegiatan Intervensi Psikologis untuk CPMI' di Jakarta, Selasa (23/3/2021).

              Eva Trisiana menegaskan upaya pemerintah untuk membekali PMI dengan keterampilan yang
              menunjang pekerjaan telah dilakukan melalui Balai Latihan Kerja (BLK).

              "Namun hal yang terkait dengan kondisi psikologis dan kesehatan mental PMI masih menjadi
              fokus perhatian," katanya.

              Pada kesempatan itu, Direktur Eva mengakui penerapannya masih belum optimal. Ketidaksiapan
              kondisi psikologi dapat mengarah menjadi ancaman stres dan gangguan psikologis bagi PMI.
              Baik terkait dengan situasi kerja, perbedaan budaya dan situasi negara tempat bekerja, serta
              kecemasan yang timbul dari keluarga yang ditinggalkan.

              "Hal  ini  pada  gilirannya  dapat  juga  berdampak  kepada  kenyamanan  dan  kesiagaan  bekerja
              selama di negara tujuan penempatan," ujarnya.

              Direktur Eva menambahkan, pihaknya secara khusus,memberikan apresiasi kesediaan BLK dan
              Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan seluruh CPMI yang berpartisipasi di acara seminar ini.

              Kemenaker, lanjut Eva Trisiana menyambut positif langkah Universitas Mercu Buana menggelar
              seminar bertema "Intervensi Psikologis untuk Calon Pekerja Migran Indonesia." Menurut Eva
              Trisiana, kegiatan seminar ini juga sebagai soft reminder kepada Kemenaker selaku pembuat
              kebijakan dalam tata kelola penempatan PMI.

              Seminar ini juga sekaligus sebagai kesempatan untuk menguji coba model, pola, pendekatan,
              dan/atau teori yang sesuai untuk konteks PMI. Hasil dari kegiatan ini tentunya dapat memberikan
              gambaran dan rekomendasi," ujar Eva.

              Eva Trisiana berharap ke depan kegiatan serupa bisa lebih lebih fokus kepada segmen CPMI
              tertentu  atau  negara  tujuan  penempatan  tertentu,  untuk  dapat  menggambarkan  apakah
              terdapat perbedaan treatment signifikan terkait dengan intervensi psikologis.

              "Ke depannya lagi, kami sungguh berharap upaya-upaya ini dapat memberikan kontribusi konkrit
              dalam mewujudkan tata kelola penempatan Pekerja Migran Indonesia, sesuai kondisi ideal yang
              diharapkan dalam peraturan perundang-undangan," ujarnya.

              (jpnn) Yuk, Simak Juga Video ini!.


                                                           28
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34