Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 SEPTEMBER 2020
P. 118

memberikan keynote speek pada Webinar Peluncuran dan Bedah Buku 'Pola Kerja Kemitraan Di
              Era Digital', Rabu (2/9/2020).


              MENAKER: RESPONSIF TERHADAP PERUBAHAN KUNCI DUNIA USAHA TERHINDAR
              DARI DISRUPSI EKONOMI

              Jakarta  -  Revolusi  digital    telah  memaksa  dunia  usaha  melakukan  transformasi,  yakni
              transformasi dari pola-pola lama beralih kepada pola-pola baru sebagai respons atas tuntutan
              perubahan dan persaingan. Kepekaan terhadap perubahan tersebut sangat diperlukan.

              "Hanya dengan langkah-langkah cepat beradaptasi dan responsif terhadap perubahan, dunia
              usaha akan terhindar dari disrupsi ekonomi," kata Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah saat
              memberikan keynote speek pada Webinar Peluncuran dan Bedah Buku 'Pola Kerja Kemitraan Di
              Era Digital', Rabu (2/9/2020).

              Turut  menjadi  penanggap  pada  peluncuran  buku  tersebut  Anggota  DPR  RI,  Arzeti  Bilbina;
              Anggota  Dewan  Pengawas  BPJS  Ketenagakerjaan,  M.  Aditya  Warman;  Deputi  Bidang
              Infrastruktur  Usaha  Kementerian  Koperasi  dan  UKM,  Eddy  Satriya;  dan  Direktur  Angkutan
              Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani.

              Menaker Ida mencontohkan bagaimana brand-brand besar seperti Nokia, Kodak, dan Yahoo,
              kalah bersaing karena terlambat dalam merespons perubahan.
              Sebaliknya,  sambungnya,  brand  yang  memiliki  kesadaran  memanfaatkan  revolusi  digital  dan
              prinsip-prinsip ekonomi kemitraan, seperti Facebook, Alibaba, Gojek, dan Zoom membuatnya
              menjelma menjadi brand-brand raksasa dan mengalahkan raksasa bisnis yang sudah berumur
              puluhan tahun.
              Ia juga mengemukakan,  revolusi digital  , baik yang dibawa oleh revolusi industri 4.0 maupun
              revolusi 5.0 memaksa dunia usaha melakukan transformasi dari old industry yang konvensional,
              menjadi new industry yang responsif terhadap kehendak perubahan.

              "Jika pola bisnis konvensional bertumpu pada penguasaan aset, padat modal, dan eksplorasi
              sumber daya alam, tidak demikian halnya dengan new industry yang bertumpu pada penguasaan
              teknologi informasi, big data, artificial intelligence, kerja-kerja inovatif serta berkembang dengan
              sistem ekonomi kemitraan," terangnya.
              Ia menilai, pesatnya pertumbuhan platform digital di Indonesia menunjukkan bahwa ekonomi
              digital tumbuh pesat di negeri ini. Sebagai sebuah tren baru yang berkembang begitu pesat, dan
              terkait dengan hajat hidup orang banyak, tentu harus diimbangi dengan tata kelola yang baik.

              "Tata  kelola  tersebut  baik  yang  terkait  dengan  relasi  kemitraan  maupun  jaminan  atau
              perlindungan sosial lainnya," ucapnya.

              Menurutnya,  buku  "Pola  Kerja  Kemitraan  Di  EraDigital"  sangat  pantas  dijadikan  referensi,
              khususnya bagi perusahaan aplikasi dan pelaku bisnis dalam mengembangkan skala ekonomi
              yang lebih luas.

              Sementara bagi pemerintah, telaah dan kajian yang disajikan dalam buku tersebut akan menjadi
              bahan masukan dalam penyusunan regulasi terkait pola kerja kemitraan, khususnya pada sektor
              transportasi roda dua berbasis online, yang sampai saat ini keberadaannya belum dilegalkan.

              Ia memandang, fenomena ekonomi kemitraan masih menjadi pilihan realistis dalam membangun
              dan mengembangkan suatu usaha. Inovasi yang digagas dan dikembangkan generasi milenial


                                                           117
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123