Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 02 OKTOBER 2020
P. 121

GURU NGAJI DAN HONORER HARUSNYA SEJAK AWAL COVID-19 DAPAT
              PERHATIAN
              Pemerintah berencana memberikan  bantuan subsidi gaji atau upah (BSU)  seperti para pekerja
              atau  buruh.  Rencananya,  subsidi  upah  sebagai  solusi  atas  dampak  pandemi  Covid-19  ini
              diambilkan dari sisa dana BSU pekerja yang tidak terserap.

              Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), dari target BSU sebesar 15,7 juta pekerja,
              ternyata  data  yang  masuk  ke  Kemenaker  hanya  12,4  juta  pekerja  yang  menerima.  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyebutkan, setelah mendengar aspirasi dari para guru honorer,
              sisa dana subsidi upah yang tidak terpakai akan disalurkan kepada guru honorer dan guru ngaji.

              Ida mengatakan, subsidi untuk guru honorer akan ditangani oleh Kementerian Pendidikan dan
              Kebudayaan (Kemendikbud). Sementara guru ngaji akan ditangani Kementerian Agama. Adapun
              dana  subsidi  gaji  guru  honorer  dan  guru  ngaji  akan  diambil  dari  sisa  dana  BSU  yang  tidak
              terpakai.
              Menanggapi hal ini, Wakil Ketua  Komisi VIII DPR  Ace Hasan Syadzily mengatakan, memang
              sudah seharusnya guru ngaji dan honorer mendapatkan perlakuan yang sama. "Mereka juga
              bagian dari kelompok masyarakat yang perlu diperhatikan dan terdampak Covid-19, dan saya
              kita negara harus hadir untuk membantu mereka. Pekerja yang mendapatkan penghasilan rutin
              saja  mendapatkan  subsidi,  guru  ngaji  yang  pendapatannya  sangat-sangat  terbatas  tidak
              diperhatikan, itu  kan  ironis," katanya, Kamis (1/10/2020).

              Politikus  Partai  Golkar  ini  mengatakan,  Komisi  VIII  selalu  menyuarakan  agar  guru  ngaji  dan
              honorer  diperhatikan  dengan  memberikan  alokasi  bantuan  dari  negara  untuk  mereka.  "Tapi
              harapan saya  leading sector  -nya bukan pada Kemenaker karena  kan  mereka memang bukan
              pekerja pada sektor industri, tapi mereka bekerja pada sektor pendidikan," katanya.

              Ace mengatakan, seharusnya para guru honorer dan guru ngaji mendapatkan alokasi bantuan
              yang sifatnya tetap, bukan karena anggaran sisa yang tidak terserap. Kedua,  leading sector
              yang  menangani  anggaran  untuk  subsidi  guru  honorer  dan  guru  ngaji  adalah  Kementerian
              Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama. "Jadi mereka harus juga mendapatkan
              perhatian khusus yang sifatnya bukan karena sisa, tapi seharusnya dialokasikan sejak awal untuk
              mereka," tuturnya.

              Menurut  Ace,  Komisi  VIII  dalam  berbagai  kesempatan  dalam  rapat-rapat  dengan  Menag,
              pihaknya  selalu  mendorong  supaya  guru  ngaji  dan  honorer  mendapatkan  perhatian  dari
              Kemenag. Pihaknya pun mengeluhkan sempat ada pemotongan Bantuan Operasional Sekolah
              (BOS) Madrasah sebesar Rp890 miliar untuk alokasi penanganan Covid-19.

              (muh).




















                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126