Page 258 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 258

untuk  sterilisasi,"  ujarnya.  Setelah  gedung  ditutup,  seluruh  pegawai dan  komisioner  Komnas
              HAM menjalani tes swab. Hasilnya, seluruh pegawai yang menjalani uji seka dinyatakan negatif.
              Amiruddin  menuturkan  satu  pegawai  Komnas  HAM  yang  terinfeksi  setelah  dilacak  terinfeksi
              karena  sering  mendatangi  rumah  sakit  di  kawasan  Tangerang,  Banten.  Pegawai  tersebut
              memang setiap pekan rutin mendatangi rumah sakit untuk menjaga ibunya yang di rawat di
              sana. "Jadi kantor kami belum menjadi klaster. Karena hasil  tracing  bukan dari kantor Komnas
              HAM," ucapnya.

              Setelah temuan kasus itu, Komnas HAM pun memperketat protokol kesehatan. Komnas HAM
              menerapkan kebijakan antar jemput seluruh pegawai yang masuk selama pandemi ini. "Karena
              sebagian pegawai kami pakai angkutan umum. Jadi, lebih baik kami antar jemput biar lebih aman
              saat nanti tiba di kantor."  Berdasarkan Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, penularan virus di
              perkantoran atau lembaga terus meningkat selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
              transisi yang dimulai pada 5 Juni 2020 lalu. Pada masa transisi ini pemerintah telah merelaksasi
              kegiatan perkantoran yang awalnya ditutup sementara selama PSBB.

              Alhasil relaksasi ini berimbas terhadap kenaikan jumlah pekerja yang terinfeksi corona di Ibu
              Kota. Penularan pekerja dari klaster perkantoran naik 10 kali lipat. Hal ini terlihat dari periode
              awal PSBB yang dimulai sejak 10 April hingga 4 Juni 2020. Selama tiga fase PSBB itu, jumlah
              pekerja yang terpapar Covid-19 sebanyak 43 orang. Begitu memasuki PSBB transisi fase pertama
              sejak 5 Juni hingga 28 Juli lalu, pekerja yang terinfeksi telah mencapai 459 orang dari 90 klaster
              perkantoran.

              Klaster perkantoran tersebut tersebar di 20 kantor kementerian dengan jumlah yang terpapar
              139 pekerja, badan/lembaga 10 kantor (25), organisasi perangkat daerah di Pemerintah DKI 34
              kantor (141), BUMN 8 kantor (35), swasta 14 kantor (92), kepolisian 4 kantor (27).

              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pada masa transisi ini  klaster perkantoran
              telah menjadi perhatian pemerintah. Sebabnya, klaster perkantoran menjadi salah satu tempat
              utama bermunculan kasus baru. Klaster perkantoran terlihat menyumbang peningkatan kasus
              baru selama perpanjangan kedua PSBB transisi selama 14 hari yang berakhir 30 Juli lalu.

              "Saya minta kepada semua kegiatan usaha yang sudah diperbolehkan beroperasi untuk serius
              melindungi pekerjanya. Caranya dengan menegakkan protokol kesehatan," kata Anies. Pemprov
              DKI kini telah memasuki perpanjangan ketiga PSBB transisi fase pertama sejak 31 Juli hingga 13
              Agustus  2020.  Pemerintah  masih  menerapkan  kebijakan  50  persen  kapasitas  untuk  setiap
              kegiatan ekonomi hingga sosial.

              Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu mengatakan bakal mengumumkan secara resmi
              di  situs  DKI  terkait  dengan  pelanggaran-pelanggaran  perusahaan  selama  masa  transisi  ini.
              Pemerintah  juga  akan  memberlakukan  denda  progresif  kepada  pelanggaran  berulang  atas
              kegiatan usaha yang sebelumnya pernah mendapatkan teguran.

              "Kalau tempat kerja tidak mempedulikan (pekerjanya) maka konsekuensinya potensi penularan
              terjadi. Dan bila itu terjadi, harus ada penutupan dan ujungnya semuanya akan rugi," ujarnya.

              Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Dwi
              Oktavia  Handayani  mengatakan  klaster  perkantoran  banyak  bermunculan  karena  aktivitas
              pekerja yang semakin tinggi saat masa transisi diterapkan.
              Tingginya  aktivitas  masyarakat  ini  belum  diimbangi  kebiasaan  atau  budaya  baru  selama
              pandemi. "Pada masa pandemi ini budaya baru harus cepat terbentuk," ujarnya. "Kalau tidak
              wabah akan sulit terkendali."  Menurut dia, protokol yang diterapkan perkantoran telah cukup
              baik. Sayangnya, banyak pekerjaan justru abai terhadap protokol kesehatan saat mereka berada


                                                           256
   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263