Page 263 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 263

- Pekerja non-PNS dan BUMN.

              - Masih berstatus bekerja (dirumahkan atau gajinya dipotong Rp 50 persen), belum di-PHK.

              Data para pekerja yang akan mendapat bantuan Rp 600 ribu, kata Erick Thohir, didapat dari
              BPJS Ketenagakerjaan.

              Ia menyebutkan data dari BPJS Ketenagakerjaan tersebut valid dan konkret.

              "Datanya  konkret,  kita  bekerjasama  dengan  BPJS  Ketenagakerjaan  yang  datanya  solid  dan
              konkret," tandasnya.

              Menuai Polemik  Rencana pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp 600 ribu per bulan bagi
              pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta, menuai pro kontra.

              Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance, Tauhid Ahmad, menilai
              rencana bantuan tersebut berisiko meningkatkan kesenjangan masyarakat di akhir tahun.

              Pasalnya, menurut Tauhid, pemerintah tidak memperhitungkan besaran pengeluaran pekerja
              bergaji di bawah Rp 5 juta.


              "Untuk penghasilan upah buruh saja Rp 2,9 juta per bulan. Jadi yang Rp 5 juta itu bukan buruh,
              dan dia juga dapat."  "Ini timbulkan kesenjangan antara Rp 2,9 juta sampai yang Rp 5 juta,"
              terang Tauhid, Kamis (6/8/2020), dikutip  Tribunnews  dari  Kompas.com  .

              Tauhid menambahkan, para pekerja yang masuk dalam kategori miskin adalah mereka yang
              memiliki gaji di bawah Rp 2,3 juta per bulan, bukan karyawan bergaji di bawah Rp 5 juta.

              Ia menganggap rencana bantuan langsung tunai (BLT) untuk pekerja dengan gaji di bawah Rp
              5 juta, tidak akan tepat sasaran.

              Tak  hanya  itu,  Tauhid  juga  menilai  rencana  itu  tak  akan  efektif  mendongkrak  kinerja
              perekonomian.

              "Ini menurut saya jadi dasar ketika diberikan ke kelompok antara Rp 2,92 juta hingga Rp 5 juta
              akan jadi masalah dan uang itu akan sia-sia dan menjadi saving saja dan ini tentu saja akan
              sangat sulit untuk dorong ekonomi jauh lebih tumbuh," tutur Tauhid.

              Ia pun menilai pemberian bantuan hanya pada pekerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan
              adalah hal yang tak adil.

              "Ada ketidakadilan kalau itu diterapkan dan kenapa hanya peserta BPJS yang dijadikan dasar,
              semua merasa berhak kalau konteksnya pekerja."  "Itu menurut saya penting, bahkan kalau kita
              lihat pekerja formal 50 jutaan pekerja," tandas dia.
              Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, meminta agar
              bantuan untuk pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta segera direalisasikan.

              Dilansir  Tribunnews  , Said mengatakan banyak buruh yang tidak mendapatkan upah penuh
              selama pandemi Covid-19.

              "Terhadap program pemberian bantuan gaji kepada buruh tentu KSPI setuju. Kami berharap
              program ini bisa segera direalisasikan," ujarnya, Kamis.

              Lebih lanjut, pihaknya mengingatkan agar program ini bisa tepat sasaran, tepat guna dan disertai
              pengawasan ketat.



                                                           261
   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268