Page 321 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 321

Hal itu disampaikan Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Budi Gunadi
              Sadikin dalam paparannya di kantor presiden, kemarin (7/8). Dia menjelaskan, pemerintah sudah
              mengeluarkan  bantuan  sosial  untuk  berbagai  segmen  masyarakat.  Khususnya  untuk  29  juta
              keluarga paling miskin atau setara 120 juta penduduk. Lewat program keluarga harapan (PKH),
              kartu sembako, bansos tunai, bansos desa, dan lainnya.

              Begitu pula bagi mereka yang terkena PHK, disediakan stimulus berupa program Kartu Prakerja
              hingga padat karya tunai. "Ada satu segmen yang masih kita lihat perlu diberikan bantuan,"
              terangnya. Yakni, tenaga kerja formal yang masih bekerja di perusahaan dan membayar iuran
              BP Jamsostek, namun kondisi perusahaannya kurang baik. Sehingga sebagian dipotong gajinya.

              Para karyawan tersebut selama ini tidak bisa mendapat bantuan karena tidak masuk kriteria.
              Mereka  bukan  kelompok  rumah  tangga  miskin,  juga  bukan  kelompok  pekerja  yang  di-PHK.
              padahal  mereka  juga  membutuhkan  bantuan  karena  gajinya  dipotong.  "Dan  orang-orang  di
              segmen ini cukup banyak,1' lanjut wakil Menteri BUMN kedua itu.

              Pihaknya kemudian bekerja sama dengan BP Jamsostek menyisir data para karyawan tersebut
              Hasilnya, didapati 13,8 juta karyawan dengan nilai iuran di bawah Rp 150 ribu. Yang artinya
              pendapatan  mereka  di  bawah  Rp5  juta  per  bulan.  "Sebagian  besar  di  antara  mereka
              berpendapatan antara Rp2-Rp3 juta per bulan," tuturnya.

              Dia memastikan tidak ada di antara 13,8 juta karyawan itu yang berstatus PNS ataupun karyawan
              BUMN. Sebab, instansi pemerintah maupun BUMN tidak ada yang sampai memotong gaji para
              karyawannya.

              Bantuan senilai Rp600 ribu per bulan itu akan diberikan secara tunai dalam dua tahap. Tahap
              pertama diberikan di Kuartal-III. Yang artinya pada September mendatang. Kemudian, tahap
              kedua di Kuartal-IV. Bisa November atau Desember. Semuanya langsung masuk ke rekening
              masing-masing tenaga kerja.

              Satgas  bersama  BP  Jamsostek  dalam  dua  pekan  ke  depan  akan  mengumpulkan  dan
              memverifikasi nomor rekening masing-masing pekerja. Itu untuk kepentingan pencairan dana
              karena akan langsung ditransfer via rekening. Tidak melalui perusahaan masing-masing.

              Budi memastikan data 13,8 juta tenaga kerja itu lengkap dan valid. Karena besaran iuran bulanan
              mereka tercatat dengan baik di BP Jamsostek. Sehingga nama si pekerja, perusahaan tempat
              dia bekerja, dan lama bekerjanya juga terdata dengan baik. Selama dia membayar iuran BP
              Jamsostek di bawah Rp 150 ribu per bulan, dipastikan pekerja tersebut akan mendapat bantuan.

              Bantuan itu akan memperkecil gap dengan mereka yang tidak menerima bantuan subsidi gaji
              Karena mereka yang bukan termasuk kelompok penerima bantuan itu, hampir pasti sudah masuk
              di  kelompok  penerima  bantuan  lainnya.  "Hampir  semua  segmen  sudah  diberikan,  sudah
              tersentuh oleh program bantuan pemerintah yang lain," imbuhnya.

              Program bantuan lain itu ada beberapa macam Dimulai dari PKH yangmenyasar sepuluh juta
              keluarga. Kemudian kartu sembako untuk 20 juta keluarga. Ada pula padat karya tunai yang
              menyasar lebih dari tiga juta pekerja. Juga Bansos tunai dan nontunai untuk 10,9 juta keluarga
              serta  BLT  dana  desa  untuk  delapan  juta  keluarga.  Belum  termasuk  bantuan  pangan,  Kartu
              Prakerja, dan diskon tarif listrik.

              Sementara bagi UMKM, ada berbagai fasilitas. Misalnya subsidi bunga dengan nilai anggaran
              Rp35,28 triliun. Sampai saat ini baru bisa disalurkan sekitar Rp 1,3 triliun atau 3,71 persen.
              Sangat jauh dari target awal 35 persen. Meskipun demikian, ternyata jangkauannya sudah cukup
              luas.  "Kami  melihat  dengan  Rpl,3  triliun  sudah  menjangkau  13  juta  UMKM,  dan  menyubsidi
              pinjaman sebesar Rp304 triliun," urai Budi.


                                                           319
   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326