Page 600 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 600

positive - Didik J Rachbini (ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance
              (Indef))  Ternyata  fungsi  pemerintah  menahan  pertumbuhan  minus  ini  tidak  berjalan,  justru
              pemerintah menjadi sumber kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negatif

              neutral - Didik J Rachbini (ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance
              (Indef)) Jadi penyelamat utama, pilar utama yang harusnya berfungsi ternyata tidak berfungsi,
              justru pilar utama di pemerintah ambruk dan ini sama persis dengan dinamika kebijakan yang
              dilakukan pemerintah dalam mengatasi pandemi. Jadi ekonomi akan lebih jauh tumbuh negatif

              neutral - Ahmad (Ekonom Indef) Kalau kuartal III minus maka akan resesi dan jika berlanjut
              kuartal IV minus maka perekonomian akan depresi



              Ringkasan
              Kinerja  perekonomian  Indonesia  cukup  suram  pada  kuartal  II-2020.  Pasalnya,  realisasi
              pertumbuhan ekonomi  mencatatkan kontraksi dalam, yaitu minus 5,32 persen.

              Angka tersebut jauh lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang
              memperkirakan perekonomian bakal terkontraksi hingga 4,8 persen. Adapun pemerintah yang
              memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal minus hingga 5,1 persen.



              PEMERINTAH BAKAL GELONTORKAN BANSOS UNTUK PEDAGANG ASONGAN
              HINGGA BLT KARYAWAN

              JAKARTA,  -  Kinerja  perekonomian  Indonesia  cukup  suram  pada  kuartal  II-2020.  Pasalnya,
              realisasi  pertumbuhan ekonomi  mencatatkan kontraksi dalam, yaitu minus 5,32 persen.

              Angka tersebut jauh lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang
              memperkirakan perekonomian bakal terkontraksi hingga 4,8 persen. Adapun pemerintah yang
              memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal minus hingga 5,1 persen.


              Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, seluruh komponen pendorong perekonomian mengalami
              kontraksi pada kuartal II tahun ini.

              Kontraksi terdalam berasal dari komponen konsumsi rumah tangga. Padahal, konsumsi rumah
              tangga merupakan penopang utama Produk Domestik Bruto (PDB) RI.

              Secara tahunan (  year on year  /yoy) konsumsi rumah tangga terkontraksi hingga 5,51 persen.
              Hanya ada dua komponen yang masih mencatatkan pertumbuhan positif, yakni perumahan dan
              perlengkapan rumah tangga 2,36 persen, serta kesehatan dan pendidikan 2,02 persen.

              Kontraksi yang terdalam adalah di sektor restoran dan hotel sebesar minus 16,53 persen, diikuti
              transportasi dan komunikasi minus 15,33 persen, pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya
              minus 5,13 persen, serta sektor lainnya minus 3,23 persen.

              Di  sisi  lain,  konsumsi  pemerintah  yang  seharusnya  mampu  menjadi  pendorong  kinerja
              perekonomian dengan anggaran penanganan pandemi virus corona (Covid-19) dan pemulihan
              ekonomi nasional (PEN) nyatanya juga mengalami kontraksi hingga 6,9 persen.

              Kontraksi  konsumsi  pemerintah  terjadi  untuk  penurunan  realisasi  belanja  barang  dan  jasa,
              belanja pegawai turun, dan bansos masih naik 55,87 persen.




                                                           598
   595   596   597   598   599   600   601   602   603   604   605