Page 698 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 698

CNNIndonesia.com, Kamis (6/8)  Selain sasaran, Fithra juga menyoroti potensi penyaluran yang
              tak tepat sasaran lantaran pemerintah tak punya basis data yang memadai untuk menentukan
              siapa pekerja di bawah Rp5 juta yang berhak mendapatkan bantuan dan siapa yang tidak.

              "Akan ada pertentangan di masyarakat ketika ada yang dapat ada yang tidak. Kriterianya juga
              tidak pasti, yang formal atau informal? Kalau dia pekerja formal, katakanlah, oke, gaji Rp5 juta
              ke bawah, tapi bagaimana definisinya, di range berapa? UMR tiap daerah saja beda," ujarnya.

              Sorotan lain juga ia berikan pada nilai BLT untuk tiap pekerja yang sebesar Rp600 ribu. Meski
              diberikan selama empat bulan berturut-turut, ia menganggap itu belum ideal.

              Fithra menghitung untuk mendorong daya beli masyarakat yang tertekan corona, paling tidak
              bantuan tambahan yang perlu diberikan bagi pekerja bergaji di bawah Rp5 juta harusnya Rp1
              juta rupiah per bulan per orang.

              Ia mengakui besaran tersebut berpotensi menimbulkan pembengkakan belanja bantuan sosial
              untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Namun ia melihat pemerintah masih punya
              cukup  ruang  untuk  melakukan    refocusing    anggaran  serta  menambah  pembiayaan  lewat
              mekanisme burden sharing bersama Bank Indonesia.

              Berdasarkan perhitungannya, setidaknya dibutuhkan Rp200-300 triliun untuk memperluas BLT
              kepada pekerja formal dan informal-jika program yang ingin direalisasikan berupa temporary
              universal basic income  .

              Meski demikian anggaran tersebut bisa lebih rendah jika sasaran BLT diubah menjadi per kepala
              keluarga. Perhitungan tersebut sebelumnya juga pernah disampaikan Eks Menteri Keuangan Era
              SBY Chatib Basri dalam webinar bertajuk Mid-Year Economic Outlook 2020 lalu.

              Jika memakai definisi World Bank, ada 115 juta orang di Indonesia yang masuk kategori kelas
              menengah rentan miskin. Artinya, jika satu keluarga terdiri dari empat orang, ada sekitar 30 juta
              rumah tangga rentan miskin yang butuh BLT dari pemerintah.

              Dengan asumsi tersebut, maka kebutuhan anggaran untuk BLT  expiring middle class  adalah
              sekitar Rp30 triliun per bulan. Sementara jika BLT diberikan selama satu tahun penuh, kebutuhan
              anggarannya akan mencapai Rp360 triliun. "Saya kira  balance sheet  BI bisa ditambah sampai
              Rp600 triliun," tutur Faisal.

              Segendang Sepenarian, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia
              Mohammad Faisal mengatakan kebijakan pemerintah memperluas BLT ke pekerja dengan gaji
              di bawah Rp5 juta tak akan efektif mendorong konsumsi rumah tangga yang anjlok pada kuartal
              II 2020.

              Sebab kontraksi konsumsi rumah tangga disebabkan oleh menurunnya permintaan kelompok
              kaya. "Proporsi kelompok kaya dalam konsumsi rumah tangga memang hanya 20 persen, tapi
              kontribusi mereka terhadap total pengeluaran mencapai 45,5 persen," papar Faisal.

              Jumlah  tersebut  berbanding  terbalik  dengan  kelompok  termiskin  yang  kontribusinya  hanya
              sebesar  17,7  persen  terhadap  total  pengeluaran  meski  proporsinya  dalam  konsumsi  rumah
              tangga mencapai 40 persen.

              "Sementara kelompok menengah yang proporsinya juga 40 persen, kontribusi atau  share-  nya
              terhadap  total  pengeluaran  juga  masih  di  bawah  kelompok  kaya,  yakni  cuma  36,8  persen,"
              imbuh Faisal.

              Dengan mengacu pada data tersebut menurut Faisal penting bagi pemerintah untuk lebih serius
              melakukan langkah penanggulangan pandemi Covid-19 di samping merealisasikan program PEN.

                                                           696
   693   694   695   696   697   698   699   700   701   702   703