Page 84 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 84

"Kami  yang  dikatakan  berhimpitan  dengan  kerugian  konstitusional  kami  sudah  perjelas  lagi
              sebagaimana dimuat di halaman 45 sampai dengan 123, Yang Mulia. Sebagaimana saran dari
              Yang Mulia Hakim Profesor Saldi Isra dan Yang Mulia Hakim Profesor Arief Hidayat," kata Andi.

              Berdasarkan berkas permohonan perbaikan mereka, ada 48 ketentuan di dalam UU Ciptaker
              yang hendak mereka uji. Ketentuan yang diuji tersebut berasal dari tiga pasal di dalam UU
              Ciptaker, yakni pasal 81, pasal 82, dan pasal 83.

              Pasal yang ketentuan di dalamnya paling banyak diuji ada pada pasal 81, yakni sebanyak 44
              ketentuan. Sisanya dua ketentuan di pasal 82 dan dua ketentuan di pasal 83.

              Kemudian ketentuan soal waktu kerja, cuti, upah dan upah minimum, pemutusan hubungan
              kerja (PHK), uang pesangon (UP), uang penggantian hak (UPH), dan uang penghargaan masa
              kerja (UPMK), penghapusan sanksi pidana, dan jaminan sosial.

              Dalam  bagian  kerugian  konstitusional  dijelaskan  alasan  gugatan  itu  diajukan.  Salah  satu  di
              antaranya soal tenaga kerja asing (TKA) yang diatur dalam Pasal 81 angka 4 UU Ciptaker itu.

              Para pemohon merasa mendapatkan kerugian konstitusional dari aturan tersebut karena aturan
              itu membuat pengaturan proses rekrutmen dan penempatan TKA di Indonesia menjadi lebih
              mudah.

              Di sana dijelaskan, pemberi kerja yang mempekerjakan TKA tidak lagi wajib memiliki izin, yakni
              izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pemberi  kerja cukup memiliki Rencana
              Penggunaan TKA (RPTKA).

              Namun, di aturan itu tidak disebutkan secara jelas kriteria keterangan yang harus dimuat dalam
              RPTKA  yang  sebelumnya  ditentukan  di  UU  ketenagakerjaan.  Pemohon  khawatir  TKA  dapat
              mengisi lapangan pekerjaan yang semestnya adalah hak pekerja atau buruh Indonesia.
              Berkas perbaikan permohonan bernomor 101/PUU-XVIII/2020 itu diberikan ke MK pada tanggal
              7  Desember  2020  lalu.  Berkas  perbaikan  permohonan ini  diajukan  oleh  sejumlah  pemohon.
              Beberapa pemohon berasal dari serikat pekerja, yakni dari KSPI, Konfederasi Serikat Pekerja
              Seluruh Indonesia (KSPSI), FSPMI.

              Kemudian ada juga pemohon berstatus pekerja tetap, pekerja kontrak, dan pekerja alih daya.
              Para pemohon memberikan kuasa kepada 20 kuasa hukum dalam berperkara di MK.





























                                                           83
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89