Page 92 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 92

GANDENG KPK, MENAKER JAMIN BANTUAN SUBSIDI GAJI TRANSPARAN DAN
              AKUNTABEL
              Jakarta  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  memastikan  pelaksanaan  program
              Bantuan Subsidi Upah (BSU) atau subsidi gaji berlangsung transparan dan akuntabel.

              Kali ini, Kementerian Ketenagakerjaan sengaja menggandeng instansi eksternal seperti Komisi
              Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan bersama penyaluran subsidi gaji .

              Adapun berdasarkan data Kemenaker per 14 Desember 2020, realisasi penyaluran BSU telah
              menyentuh Rp 27,96 triliun atau 93,94 persen dari pagu sebesar Rp 29,85 triliun.

              Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
              hingga Ditjen Pajak Kementerian Keuangan juga turun untuk melakukan pengawasan bersama-
              sama dan memastikan bantuan tepat sasaran.
              Dia juga meyakinkan bahwa tidak ada dana bantuan yang mengendap di kementeriannya, atau
              berbelok ke pihak lain yang tidak bertanggung jawab.

              Pernyataan Ida ini merespons kekhawatiran masyarakat terkait akuntabilitas penyaluran BSU
              yang melibatkan dana dalam jumlah besar.

              "Berdasarkan Permenaker 14 tahun 2020, mekanisme penyaluran BSU ini langsung ditransfer ke
              rekening masing-masing penerima yang sebelumnya sudah diverifikasi dan divalidasi oleh BPJS
              Ketenagakerjaan. Jadi tidak pernah uang itu mampir ke mana-mana karena langsung ditransfer
              ke rekening penerima bantuan," ujar Ida dalam Konferensi Pers 'Kupas Tuntas Program Bantuan
              Subsidi  Upah'  yang  digelar  Komite  Penanganan  COVID-19  dan  Pemulihan  Ekonomi  Nasional
              (KPCPEN) di Media Center KPCPEN, Rabu (16/12/2020).

              Ida  juga  menjawab  pertanyaan  yang  muncul  di  tengah  masyarakat  mengenai  sumber
              pembiayaan  BSU.  BSU  ditegaskan  menggunakan  anggaran  pendapatan  dan  belanja  negara
              (APBN) tahun 2020 dengan landasan hukum yang kuat.

              Dia menampik anggapan bahwa BSU menggunakan uang operasional BPJS TK atau uang pekerja
              yang dikembalikan.

              "Masih saja yang bertanya ini uangnya siapa, ini uang bersumber dari APBN, bukan uang yang
              diambil dari operasional BPJS TK atau uang pekerja," tegas Ida.

              Ida menambahkan, pihaknya mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran BSU. Pada
              pertengahan  penyaluran  BSU  termin  pertama,  Kemenaker  bersama  dengan  BPJS  TK
              menggandeng Ditjen Pajak Kementerian Keuangan untuk melakukan pemadanan data penerima.
              "Ini prinsip kehati-hatian yang kami lakukan mengikuti rekomendasi KPK. Upaya ini dilakukan
              semata-mata untuk memberikan keyakinan kepada kita semua bahwa BSU ini tepat sasaran,"
              jelas Ida.

              Ditegaskannya jika seluruh proses pencairan BSU dilakukan secara transparan dan akuntabel.
              Apabila ada dana retur atau kembali maka otomatis akan dikembalikan ke kas negara. Dipastikan
              tidak ada penyelewengan dana bantuan kepada masyarakat.

              "Kami  juga  terus  dimonitor  oleh  KPK.  Kami  pastikan  tidak  ada  dana  yang  mengendap  di
              Kemenaker," katanya.

              Realisasi anggaran termin pertama mencapai Rp 14,71 triliun dan menjangkau 12,26 juta pekerja
              atau 98,86 persen dari target pemerintah yakni 12,4 juta pekerja.


                                                           91
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97