Page 95 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 95

GELAR DEMO DI GEDUNG MK, BURUH MINTA MK BATALKAN UU CIPATAKER &
              NAIKKAN UMSK 2021
              Sejumlah buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggelar
              aksi unjuk meminta agar Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan Undang-Undang (UU) Nomor
              11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Ciptaker). Aksi ini bertepatan dengan agenda judicial review
              yang dilakukan pada Rabu (16/12) hari ini.

              "Aksi kami lakukan dengan menerapkan physical distancing, bertepatan dengan sidang lanjutan
              judicial review terkait dengan omnibus law UU Cipta Kerja," kata Presiden KSPI, Said Iqbal, lewat
              pernyataan pers, pada Rabu (16/12).
              Said Iqbal menjelaskan, dalam aksi kali ini pihaknya mengusung dua tuntutan. Pertama adalah
              batalkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan yang kedua, naikkan
              upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) tahun 2021.

              "Selain, uji materiil yang saat ini sudah memasuki persidangan ketiga, pihaknya juga melakukan
              uji formil secara resmi sudah didaftarkan per tanggal 15 Desember 2020. Untuk berbagai materi
              gugatan," jelasnya.

              Materi gugatan yang baru diajukan mencakup 12 isu, yang meliputi, upah minimum, pesangon,
              perjanjian kerja waktu tertentu (PKWTT), pekerja alih daya (outsourching), waktu kerja, cuti,
              PHK, penghapusan sanksi pidana, TKA, jaminan sosial, dan pelaksana penempatan tenaga kerja.

              "Sementara  untuk  uji  formil,  kami  meminta  agar  omnibus  law  UU  Cipta  Kerja  dibatalkan
              keseluruhan  karena  dalam  proses  penyusunannya  terdapat  banyak  kejanggalan,"  kata  Said
              Iqbal.

              "Kami  meminta  agar  Hakim  Mahkamah  Konstitusi  bersungguh-sungguh  dalam  memeriksa
              perkara ini dan memutus perkara dengan adil. Jika kami merasa keadilan telah diciderai, maka
              kami akan melakukan aksi besar-besaran," lanjutnya.

              Selain menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dalam aksinya kaum buruh juga menuntut agar
              UMSK tahun 2021 tetap naik. Karena jika UMSK 2021 tidak naik, hal itu akan menciderai rasa
              keadilan kaum buruh. Terlebih lagi, Said menilai UMSK berlaku untuk jenis industri tertentu yang
              dinilai  memiliki  kemampuan  untuk  membayar  upah  buruh  lebih  baik  dibandingkan  dengan
              kebanyakan industry yang lain.

              Mengenai pernyataan bahwa tahun 2021 UMSK sudah tidak bisa lagi ditetapkan karena sudah
              dihapus dalam UU Cipta Kerja, Said Iqbal menampik hal itu. Karena di dalam Pasal 82 angka 68
              UU Cipta Kerja menyebutkan, bahwa untuk pertama kali upah minimum yang berlaku, yaitu upah
              minimum yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan pelaksanaan UU No 13 Tahun 2003 yang
              mengatur mengenai pengupahan. Sementara dalam peraturan pelaksanaan UU No 13 Tahun
              masih dikenal gistilah upah minimum sektoral kabupaten/kota.
              "Bukan  berarti  kami  setuju  dengan  omnibus  law,  tetapi  kami  meminta  agar  aturan  jangan
              seenaknya mempermainkan hak-hak buruh," tegasnya.

              [lia].










                                                           94
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100