Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 155

"Saya coba konfirmasi, awalnya oleh Kementerian Ketenagakerjaan sudah dikeluarkan dari cluster
               Omnibus law, tapi kemudian dimasukkan kembali oleh pak  Airlangga Hartarto  ," katanya.

                Anehnya,  setelah  RUU  Cipta  Kerja  kembali  dimasukkan  dalam    Omnibus  Law    ,  tak  satupun
               stakeholder terkait berani dan mau membuka draft RUU Cipta Lapangan Kerja tersebut.

                Hal itu kemudian membuat isu berkembang liar mengenai hak  buruh  yang kabarnya akan banyak
               dipangkas.
                "Pertama yang sangat memicu konsentrasi buruh adalah isu mengenai pesangon akan dihilangkan
               ketika pekerja buruh diberhentikan atau berhenti kerja," ujarnya.

                 Kemudian, ada juga agenda mengenai upah  buruh  yang kabarnya akan dibayar perjam kerja.
                Dua isu yang telah santer terdengar di telinga kaum  buruh  dinilai akan merugikan mereka.

                Sehingga,  mereka  menolak  pengesahan  Omnibus  Law  Cipta  Lapangan  Kerja  lantaran  minimnya
               transparansi dan sosialisasi mengenai draft maupun RUU yang telah dibahas di Komisi IX DPR.
                 "Ini masih belum jelas konsepnya akan seperti apa mengingat draft RUU cipta lapangan kerja tidak
               dipublikasikan," katanya..
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160