Page 158 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 158

Ketua ABA, Saiful Mar menjelaskan, Omnibus Law merupakan penggabungan beberapa produk hukum
               untuk meningkatkan investasi. Tentu ini akan sangat dikhawatirkan oleh buruh, bila undang-undang
               ketenagakerjaan ikut dileburkan, hak-hak buruh terancam akan hilang.
               Saiful Mar menjelaskan, Omnibus Law mengancam hak buruh bila undang-undang Ketenagakerjaan
               dileburkan. Akan berdampak pesangon akan dihilangkan, Upah Minimum Provinsi (UMP) tidak ada
               lagi, karena diseragamkan secara nasional, memperkuat tenaga kerja Outsourcing dan kontak.
               Hal  yang  semakin  parah,  sebut  Saiful,  masuknya  secara  bebas  tenaga  asing  yang  tidak  memiliki
               keahlian khusus. Tenaga asing dapat bekerja di Indonesia semua lapangan pekerjaan, seperti satpam,
               tenaga kebersihan. Lalu jaminan sosial kaum pekerja juga bakal hilang.
               "Yang  paling  parah  termasuk  hilangnya  sanksi  pidana  bagi  pengusaha  yang  melanggar  ketentuan
               berdasarkan UU 13 tahun 2003," tegasnya.

               Saiful berharap, seluruh buruh di Aceh agar bergerak menolak Omnibus Law ini. Buruh harus melawan
               bila ada aturan dan kebijakan pemerintah yang merugikan buruh. "Kita tidak mau dijajah oleh bangsa
               sendiri, agar bisa tercapai keadilan seluruh Indonesia, maka harus bergerak memprotes kebijakan ini,"
               ungkapnya.

               Saiful  juga  mendesak  Pemerintah  Aceh  untuk  segera  mengeluarkan  Peraturan  Gubernur  Aceh
               terhadap turunan Qanun Nomor 7 tahun 2014 tentang Ketenagakerjaan. Mengingat Aceh merupakan
               daerah khusus, dapat mengatur kewenangan sendiri, termasuk menyangkut kesejahteraan dan hak
               lain buruh yang ada di Serambi Makkah.

               "Contohnya libur pada peringatan tragedi tsunami dan gempa, itu belum dilakukan, begitu juga soal
               dana  meugang  setiap  hari  besar  Islam,  dituliskan  dalam  qanun  berapa  kemampuan  perusahaan,"
               jelasnya.

               Sementara  itu  anggota  DPRA,  Safaruddin  mengatakan,  menyambut  baik  aspirasi  buruh  di  Aceh.
               Regulasi nasional memang bukan kewenangan DPRA. Tetapi sebagai wakil rakyat akan menyampaikan
               aspirasi ini kepada pemerintah pusat, bahwa buruh di Aceh menolak Omnibus Law.

               "Kami  akan  suarakan  dan  menyampaikan  terhadap  tuntutan  ini,  menjadi  kewajiban  kami  utk
               memperjuangkan perjuangan buruh Aceh," jelasnya.
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163