Page 162 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 162

Kelima, jaminan sosial yang berpotensi hilang diakibatkan karena sistem kerja yang fleksibel.

                Keenam,    buruh    juga  menolak  adanya  wacana  penghapusan  sanksi  bagi  pengusaha  yang  tak
               memberikan hak-hak  buruh  .
                Tanggapan pemerintah  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut,
               penolakan serikat  buruh  terjadi karena ada informasi yang tak sampai sepenuhnya di mereka.

                Kelompok  buruh  pun akhirnya memiliki persepsi yang berbeda mengenai isi  Omnibus Law  Cipta
               Lapangan Kerja.

                Salah satu perbedaan persepsi tersebut terkait upah minimum.

                Muncul informasi bahwa upah minimum berlaku untuk semua  buruh  . Padahal, formulasi upah
               minimum itu hanya untuk pekerja baru yang bekerja kurang dari satu tahun.

                "Jadi  yang  diatur  adalah  untuk  entry  level  tenaga  kerja,"  kata  Airlangga  usai  rapat  terbatas  di
               Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
                Airlangga pun mengaku sudah bertemu dengan serikat  buruh  untuk membahas  Omnibus Law  Cipta
               Lapangan Kerja.

                Ia juga mengatakan bahwa  buruh  telah menerima aturan yang ada di  Omnibus Law  tersebut.

                Airlangga mengatakan, dialog itu dilakukan dengan 7 konfederasi dan 28 serikat  buruh  hingga 4-5
               kali pertemuan.

                Dia menyebut, hampir semua kelompok pekerja yang diajak bicara telah menyambut baik rencana
               pemerintah ini.
                "Pada prinsipnya hampir seluruh konfederasi menerima  Omnibus Law  ini dan mereka menghendaki
               agar dilibatkan sebagai mitra dialog," ujar Airlangga.
                Namun,  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (KSPSI)  Andi  Gani  Nena  Wea
               membantah  pernyataan  Menko  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  terkait  ucapan  yang  menyebut
               buruh  telah setuju dengan aturan  Omnibus Law  Cipta Lapangan Kerja.
                "Saya terkejut dengan pernyataan tersebut. Sekarang saya mau tanya, konfederasi  buruh  mana yang
               sudah setuju?" ujar Andi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/1/2020).

                Andi  menyarankan  sebaiknya  pemerintah  berkomunikasi  dengan    buruh    sebelum  merumuskan
               aturan  Omnibus Law  Cipta Lapangan Kerja.
                Namun, menurut dia,  buruh  malah tidak dilibatkan dalam penyusunan Omnimbus Law tersebut.

                Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal  Omnibus Law  , Aturan "Sapu Jagat"
               yang Ditolak Buruh", https://nasional.kompas.com/read/2020/01/20/13152061/mengenal-omnibus-
               law-aturan-sapu-jagat-yang-ditolak-buruh?page=all#page2.

                Penulis : Ihsanuddin  Editor : Icha Rastika.
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167