Page 282 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 282

UU 13 Tahun 2003 diatur tentang cuti hamil. Misalnya di Pasal 82 yang menyebut buruh perempuan
               berhak mendapatkan istirahat 1,5 bulan sebelum lahir dan 1,5 bulan sesudah melahirkan.

               Memang dalam draft yang diterima detikcom, Omnibus Law  Cipta Lapangan Kerja tidak ada yang
               mengatur  cuti  hamil  untuk  buruh  perempuan.  Namun,  bukan  berarti  omnibus  law  akan
               menghapuskan aturan yang tercantum dalam UU sebelumnya. Karena, omnibus Law ialah UU yang
               dibuat untuk menyasar satu isu tertentu dalam UU sebelumnya.
               Kedua, ada isu Omnibus Law menghilangkan sanksi pidana bagi pengusaha. Sanksi itu sebelumnya
               juga diatur dalam UU 13 Tahun 2003.

               Misalnya pengusaha yang membayar upah di bawah minimum bisa dipenjara selama 1 hingga 4 tahun.
               Tapi sekali lagi bukan berarti tidak tertuang dalam draft Omnibus Law maka aturan itu hilang. Lagipula
               dalam draft tersebut juga masih menjabarkan sanksi-sanksi yang bisa diterima pengusaha.Ketiga, Lalu
               ada juga penolakan lantaran membebaskan penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA). Dengan begitu
               para buruh khawatir ketersediaan lapangan kerja semakin berkurang dengan kedatangan para TKA.

               Jika dilihat dari draft Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, ada beberapa pasal yang mengatur tentang
               penggunaan TKA dalam BAB IV Ketenagakerajaan. Misalnya di Pasal 437 dijelaskan setiap pemberi
               kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat
               yang ditunjuk.

               Pasal itu juga menyebut pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan tenaga kerja
               asing. Selain itu disebutkan TKA dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk
               jabatan tertentu dan waktu tertentu.

               Keempat,  Para  buruh  juga  menolak  sistem  pengupahan  yang  ada  dalam  draft  beleid  tersebut.
               Menurut mereka sistem pengupahan nantinya akan diubah menjadi perhitungan jam. Jika pekerja
               bekerja kurang dari 40 jam seminggu berpotensi mendapatkan gaji di bawah upah minimum.

               Berdasarkan  bahan  penjelasan  Kemenko  Perekonomian,  Omnibus  Law  memang  akan  mengatur
               skema upah per jam. Namun upah minimum yang biasanya juga tidak dihapuskan.

               Kelima,  Para  buruh  juga  mengkhawatirkan  hilangnya  pesangon  bagi  pekerja  yang  terkena  PHK.
               Pesangon itu ubah menjadi tunjangan PHK.

               Namun  berdasarkan  draft  RUU  tentang  Penciptaan  Lapangan  Kerja  masih  mengatur  pembayaran
               pesangon. Besaran perhitungan uang pesangonnya pun sama dengan yang diatur dalam UU 13 Tahun
               2003.

               Misalnya untuk masa kerja kurang dari 1 tahun dapat 1 bulan upah, lalu masa kerja 1 tahun atau lebih
               tetapi kurang dari 2 tahun, dapat 2 bulan upah. Kemudian masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang
               dari 3 tahun, dapat 3 bulan upah dan seterusnya.
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287