Page 3 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 3

Title            BURUH KHAWATIR RUU OMNIBUS LAW MENYENGSARAKAN

               Media Name       Pikiran Rakyat
               Page/URL         8

               Journalist       muhammad irfan

               Article Type     News

               Pub. Date        2020-01-21
               Newstrend        OMNIBUS LAW

               Size/Color       430 / Black/White

               Category &
               Sentiment        Corporate / Dirjen PHI & Jamsos / Negative

               Summary

               Wacana pemerintah menerbitkan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Lapangan Keija ditolak buruh.
               Penolakan  mereka  salah  satunya  disampaikan  melalui  aksi  yang  digelar  di  Kompleks  Parlemen
               Senayan, Senin (20/1/2020). Memadati ruas Jalan Gatot Subroto, buruh yang berjumlah sekira ratusan
               orang ini menyebut ada enam alasan menolak RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja atau yang
               mereka sebut sebagai "Cilaka".
               Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, yang pertama, omnibus
               law itu dalam praktiknya dikhawatirkan akan menghilangkan upah minimum bagi buruh. Pengenalan
               upah per jam akan mengakibatkan upah minimum terdegredasi, bahkan hilang. Buruh akan dihitung
               per jam dalam jam kerjanya.
               Quote

               Kalau dia bekerja dalam satu bulan hanya 2 minggu, dapat dipastikan upahnya hanya sepertiga atau
               paling tinggi setengah dari nilai upah minimum yang berlaku di satu daerah tertentu

               -- Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( KSPI)

               BURUH KHAWATIR RUU OMNIBUS LAW MENYENGSARAKAN

               Wacana pemerintah menerbitkan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Lapangan Keija ditolak buruh.
               Penolakan  mereka  salah  satunya  disampaikan  melalui  aksi  yang  digelar  di  Kompleks  Parlemen
               Senayan, Senin (20/1/2020). Memadati ruas Jalan Gatot Subroto, buruh yang berjumlah sekira ratusan
               orang ini menyebut ada enam alasan menolak RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja atau yang
               mereka sebut sebagai "Cilaka".

               Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, yang pertama, omnibus
               law itu dalam praktiknya dikhawatirkan akan menghilangkan upah minimum bagi buruh. Pengenalan
               upah per jam akan mengakibatkan upah minimum ter-degredasi, bahkan hilang. Buruh akan dihitung
               per jam dalam jam kerjanya.

               "Kalau dia bekerja dalam satu bulan hanya 2 minggu, dapat dipastikan upahnya hanya sepertiga atau
               paling tinggi setengah dari nilai upah minimum yang berlaku di satu daerah tertentu," kata Iqbal.
   1   2   3   4   5   6   7   8