Page 447 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 447

Pemerintah  akan  memberikan  pemotongan  iuran  sebesar  90  persen  untuk  iuran  J  aminan
              Kecelakaan  Kerja  (JKK)dan  Jaminan  Kematian  (JKm)  selama  3  bulan.  Pemotongan  bisa
              diperpanjang 3 bulan berikutnya.

              Dari permintaan relaksasi itu pemerintah menghitung setidaknya ada total iuran yang ditunda
              sekitar Rp 12,36 triliun. Angka itu terdiri dari penundaan iuran JKK sebesar Rp2,6 triliun, JKm
              sebesar Rp 1,3 triliun dan penundaan iuran jaminan pensiun

              selama3 bulan sebesar Rp8,74 triliun.

              Awal  Agustus,  muncul  kebijakan  pemberian  stimulus  pekerja.  Diumumkan  oleh  Menteri
              Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah.  Pihaknya  menyediakan  dana  stimulus  Rp37,7  triliun  dengan
              sasaran 15.725.232 pekerja.

              Sebetulnya, ada syarat lain. Yakni, harus pekerja formal berupah di bawah Rp5 juta, terdaftar di
              BPJS  Ketenagakerjaan, dan  bukan  pegawai  BUMN  atau  Aparatur  Sipil Negara.  Punya  Nomor
              Induk Kependuduk-an (NIK), anggota BPJS Ketenagakerjaan, dan lainnya. Iianya syarat harus
              membayar iuran hingga Juni yang berat. Banyak perusahaan terhambat di sini.

              Sebagai  dampak  pandemi  Co-vid-19,  sebagian  perusahaan  menunggak  membayar  iuran
              Jamsostek. Kesulitan cashflowpencetusnya. Jika pemerintah ngotot menerapkan aturan ini, maka
              bukan tidak mungkin pekerja hanya akan gigit jari. Stimulus itu tak bisa dinikmati lantaran ulah
              dan kondisi perusahaan.

              Karenanya, Kemenaker, BP Jamsostek, dan pihak terkait lain mestinya melonggarkan syarat agar
              bisa membantu pekerja. Mayoritas pekerja, terutama yang bergaji di bawah Rp5 juta, cukup
              kesulitan menghadapi pandemi ini.

              Mestinya, BP Jamsostek menjadikan kepesertaan yang aktif hingga awal tahun alias sebelum
              pandemi,  sebagai  acuan  untuk  menyalurkan  subsidi  itu.  Artinya,  jika  mereka  masih  aktif
              membayar iuran hingga Januari 2020, mestinya tetap diako-modasi. Jangan sampai, dana Rp37
              triliun itu hanya sampai di kas negara dan tak pernah terealisasi lantaran kakunya kebijakan. (*)


              taJuk



























                                                           446
   442   443   444   445   446   447   448   449   450   451   452