Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 MARET 2021
P. 4

Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek) Mirah Sumirat mengatakan, Permenaker ini
              memberikan kriteria industri padat karya tertentu yaitu yang memiliki pekerja atau buruh paling
              sedikit 200 orang dan persentase biaya tenaga kerja dalam biaya produksi paling sedikit sebesar
              15%.

              Tertulis juga, perusahaan dapat melakukan penyesuaian besaran dan cara pembayaran upah
              pekerja atau buruh, berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha dengan Pekerja atau Buruh.
              Kesepakatan Pengusaha dan Pekerja atau Buruh dilakukan secara musyawarah yang dilandasi
              kekeluargaan, transparansi, dan itikad baik.

              Namun,  Mirah  meragukan  implementasinya  dan  menyebut  bahwa  ketentuan  ini  hanya  akan
              menjadi pepesan kosong bagi para pekerja. "Ketentuan ini cuma akan menjadi pepesan kosong
              bagi pekerja atau buruh, karena tidak mungkin pengusaha akan benar-benar transparan kepada
              pekerjanya," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (28/2/2021).

              Sebab menurut Mirah, bagaimana pekerja atau buruh bisa mengetahui dan mempercayai bahwa
              persentase biaya tenaga kerja dalam biaya produksi yang disebut paling sedikit sebesar 15%.
              Sementara akses informasi keuangan perusahaan selama ini selalu ditutupi dan menjadi hal yang
              tabu untuk diketahui oleh pekerja.

              "Dalam peraturan ini juga tidak mewajibkan pengusaha untuk membuka laporan keuangan yang
              telah diaudit yang membuktikan kerugian karena dampak pandemi Covid 19," kata Mirah.

              Mirah  juga  mempertanyakan  bagaimana  jika  para  pekerja  akhirnya  tidak  sepakat  dalam
              musyawarah.  Apalagi,  posisi  pekerja  selama  ini  juga  sangat  rentan  terhadap  intimidasi  dari
              pengusaha.

              Adanya  Permenaker  ini  tidak  memberikan  jaminan  perlindungan  hak  apabila  pekerja  tidak
              sepakat. Bahkan, Mirah meyakini jika musyawarah hanya akan menjadi istilah kemasan saja.

              “Padahal yang sesungguhnya terjadi, mekanisme yang dilakukan oleh pengusaha, hanya melalui
              pemberitahuan sepihak kepada pekerja atau buruh,” kata Mirah.





































                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9