Page 131 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 131

KEMNAKER SEBUT JKP IALAH BANTALAN SOSIAL BAGI PEKERJA TERIMBAS PHK

              JAKARTA  -  Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  Anwar  Sanusi
              menyatakan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) bantalan sosial bagi pekerja yang terkena PHK.

              "Program JKP itu membantu yang bersangkutan bertahan hingga pekerja mendapat pekerjaan
              baru  atau  memutuskan  menjadi  wirausaha,"  ujar  dalam  sebuah  acara  diskusi  virtual,  Rabu
              (14/7).

              Anwar menyatakan setidaknya da tiga manfaat JKP, yaitu berupa uang tunai, akses informasi
              pasar kerja, dan mengikuti pelatihan kerja.

              Dia menjelaskan uang tunai ini nantinya diberikan setiap bulan selama paling banyak enam bulan
              setelah  pekerja  yang  mengalami  PHK  diverifikasi  oleh  BPJS  Ketenagakerjaan  dan  memenuhi
              syarat sebagai penerima manfaat JKP.
              "Uang tunai ini rinciannya ialah 45 persen dari upah untuk tiga bulan pertama, dan 25 persen
              dari upah untuk tiga bulan berikutnya, dan ini diberikan paling lama enam bulan," ucapnya.

              Adapun terkait manfaat akses informasi pasar kerja, katanya, diberikan dalam bentuk layanan
              informasi pasar kerja dan/atau bimbingan jabatan yang dilakukan oleh Pengantar Kerja atau
              Petugas Antrakerja secara online maupun secara manual.

              Anwar  membeberkan,  untuk  manfaat  pelatihan kerja  dilakukan  melalui Sisnaker  dan  manual
              yang  terdiri  atas  pelatihan  kerja  berbasis  kompetensi  kerja,  pelatihan  kewirausahaan,  dan
              pemagangan di industri.

              "Manfaat pelatihan kerja ini dilakukan melalui integrasi akses informasi pasar kerja dan sistem
              informasi  BPJS  Ketenagakerjaan  dalam  Sisnaker.  Manfaat  Pelatihan  kerja  dilaksanakan  oleh
              Lembaga  Pelatihan  Kerja  milik  pemerintah,  swasta,  atau  perusahaan  di  kabupaten/kota,"
              katanya.

              Namun, kata eks Sekjen Kemendes PDTT itu, untuk mendapatkan manfaat JKP tersebut, pekerja
              yang ter- PHK terlebih dahulu harus menjadi peserta program JKP.

              Adapun persyaratan peserta program JKP, yaitu WNI yang telah diikutsertakan dalam program
              jaminan sosial sesuai penahapan kepesertaan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013,
              yaitu untuk usaha skala besar dan menegah, diikutsertakan pada program JKN, JKK, JHT, JP,
              dan JKM, sekurang-kurangnya mengikuti program JKK, JKM, dan JHT.

              Kemudian untuk usaha kecil dan mikro diikutsertakan sekurang-kurangnya pada program JKK,
              JHT, dan JKM.

              "Syarat lainnya adalah belum berusia 54 tahun, dan termasuk pekerja PKWT," ucap Anwar.

              Anwar menjelaskan adapun sumber pembiayaan dari JKP, yakni iuran pemerintah pusat sebesar
              0,22  persen,  sumber  pendanaan  rekomposisi  iuran  program  Jaminan  Kecelakaan  Kerja  0,14
              persen dan Jaminan Kematian 0,10 persen, Ketentuan dasar perhitungan upah adalah upah yg
              dilaporkan ke BPJS dengan batas upah sebesar Rp 5 juta.

              Lebih lanjut dikemukakan Sekjen Anwar, terkait penerima program JKP yang diatur yaitu pekerja
              yang mengalami PHK sesuai dengan UU Cipta Kerja (Pasal 154A UU No. 11 Tahun 2020), pekerja
              yang berkeinginan untuk bekerja kembali dan pekerja yang memiliki masa iur paling sedikit 12
              bulan dalam 24 bulan serta membayar iuran 6 bulan berturut-turut sebelum terjadi PHK.

              "Namun, tidak berlaku untuk alasan PHK karena mengundurkan diri, cacat total tetap, pensiun,
              dan meninggal dunia," kata Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi. (jpnn)
                                                           130
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136