Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 139

virus berbahaya ini saat bekerja. Bahkan, tak jarang diantara mereka ada yang sampai meninggal
              dunia.


              BURUH TERPAPAR COVID-19, PEMERINTAH DIMINTA AMBIL KEBIJAKAN

              Jakarta:  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI),  Said  Iqbal  menyebutkan
              penularan kasus Covid-19 di kalangan buruh semakin berbahaya dan mengkhawatirkan.

              Data yang dimilikinya mencatat sudah ada lebih dari 10 persen buruh di sektor manufaktur atau
              pengolahan terpapar virus berbahaya ini saat bekerja.

              Bahkan, tak jarang diantara mereka ada yang sampai meninggal dunia.

              "Contoh  satu  perusahaan  di  kawasan  Karawang,  Purwakarta,  1700  buruhnya  (semua)  itu
              dilakukan  tes.  Ditemukan  400-an  buruh  reaktif  dari  tes  antigen.  Kemudian  perusahaan
              melanjutkan untuk melakukan tes pcr, maka didapat 200 buruh atau pekerja yang bekerja di
              perusahaan itu dia terpapar positif covid-19," ungkap Said dalam webiner resmi KSPI dalam
              menyikapi situasi penanganan lonjakan kasus Covid-19, Kamis (15/7/2021).

              "Bahkan di satu perusahaan otomotif di bekasi catatan kami sedang kami konfirmasi sudah 15
              orang meninggal dunia. di bandung lebih dari 5 orang, di purwakarta lebih dari 20 orang buruh
              sudah meninggal dunia terpapar covid-19 setelah dilakukan sebelumnya tes pcr oleh perusahaan
              masing-masing," tuturnya menjelaskan.

              Said  menegaskan,  kondisi  ini  tentu  sangat  beresiko  bagi  para  buruh.  Sebab,  tidak  mungkin
              industri menerapkan sistem Work From Home (WFH).

              Untuk itu ia meminta Pemerintah mengambil sejumlah kebijakan yang mendukung kesehatan
              bagi para buruh.

              Antara lain, mewajibkan para buruh yang tengah menjalani isolasi mandiri untuk lapor dengan
              aparat  negara  di  lingkungan  tempat  tinggalnya.  Kemudian  mengeluarkan  peraturan  yang
              membuat BPJS Kesehatan dapat mengcover vitamin dan obat-obatannya.

              "Selama 14 hari gak mungkin dia ngeluarin uang sendiri. membeli vitamin yang harganya mulai
              mahal, obat2an seperti antibiotik," pinta Said.

              Buruh  kata  Said  juga  meminta  agar  Pemerintah  membuat  payung  hukum  terkait  dengan
              kebijakan jam kerja khusus saat masa darurat sekarang. Termasuk soal larangan pemotongan
              upah maupun PHK.

              Misalnya, jam kerjanya dibuat bergilir. Sehingga proses produksi tidak terputus dan resiko buruh
              terpapat semakin kecil.
              "Harus  dikeluarkan  dalam  kondisi  darurat  covid-19  ini  bukan  hanya  gertakan,  ancama  dan
              himbauan.  tapi  payung  hukum.  yaitu  keputusan  menaker,  atau  permenaker  yang  mengatur
              tentang jam kerja yang mengatur tentang bagaimana upah-upah yang tidak boleh dipotong,"
              sambungnya.
              "Yang penting proses produksinya gak putus atau tadinya 3 shift dibikin 2 shift. Berarti bergiilir,
              shift  satu  dan  shift  dua  atau  yang  shift  dua  karena  tingkat  pandeminya  tinggi  sekali
              penularnanya, dibuat on/off. Satu hari kerja, Satu hari masuk. Shift satu kerja hari ini, shift dua
              libur. Besok bergantian," jelasnya padat.




                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144