Page 144 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 144

"Pada tahap awal vaksin gotong royong dibayar perusahaan, kalau dana perusahaan tak ada
              pasti buruh suruh bayar. Sama kayak antigen pada tahap awal ditanggung perusahaan, ketika
              dana tak mencukupi maka buruh dikenakan biaya. Apalagi vaksin individual berbayar di mana
              peran negara?" kata Said Iqbal saat konferensi pers secara virtual, Kamis (15/7).

              Said Iqbal menegaskan pihaknya sebenarnya mendukung program pemerintah terkait vaksinasi
              asalkan tidak berbayar. Menurutnya kondisi buruh saat ini sedang kesulitan di tengah pandemi
              COVID-19. Selain terpapar virus, ancaman dirumahkan, potong gaji, hingga PHK menghantui
              buruh.

              "Yang  tidak  didukung  atau  ditolak  adalah  komersialisasi,  kalau  ada  istilah  berbayar  tinggal
              masalah  waktu  saja  akhirnya  setiap  warga  negara  akan  membayar  terhadap  program  yang
              seharusnya menjadi tanggung jawab negara," ujar Said Iqbal.

              Said  Iqbal  mengakui  vaksin  berbayar  bisa  mempercepat  vaksinasi  sehingga  mengandalkan
              kemampuan  Kimia  Farma.  Ia  menuturkan  kalau  sekadar  mempercepat  maka  bisa  saja
              mengandalkan BPJS Kesehatan dan tetap gratis.

              "Kalau begitu buka saja BPJS semua jaringan BPJS klinik dan RS swastanya bisa melakukan
              vaksin dengan biaya subsidi negara. Kenapa logika itu dibalik-balik supaya tak jadi antrean,"
              tutur Said Iqbal.
              Vaksin gotong royong individu memang menimbulkan polemik di masyarakat. Kimia Farma yang
              sudah siap menjual vaksin tersebut pada awal pekan lalu terpaksa menundanya dengan dalih
              sosialisasi.













































                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149