Page 238 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 238

Hal  tersebut  disampaikan  Menaker  Ida  melalui  siaran  pers  Biro  Humas  Kementerian
              Ketenagakerjaan (Kemenaker) pada Rabu (14/7/2021).
              Ia menyebutkan, dalam masa PPKM darurat dibutuhkan penyesuaian terkait jumlah pekerja di
              perusahaan, pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) di tempat kerja, penyesuaian waktu kerja,
              dan dampaknya terhadap hak-hak pekerja.

              "Apa pun opsinya, agar pelaksanaannya dapat berjalan aman dan kondusif, tentu penerapan
              protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan,
              dan mengurangi mobilitas (5M) menjadi standar yang tidak bisa ditawar," tegas Menaker Ida.

              Opsi pertama adalah pemberlakuan 15 hari bekerja bagi pekerja atau buruh. Artinya, pekerja
              atau buruh diminta bekerja dari kantor (WFO) selama 15 hari, kemudian 15 hari sisanya bekerja
              dari rumah (WFH).

              Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

              Daftarkan email Opsi tersebut, kata Menaker Ida, sesuai dengan usulan Menteri Koordinator
              Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Kemaritiman ) Luhut Binsar Pandjaitan.

              Opsi kedua adalah melakukan pekerjaan secara 2-1, yaitu dua hari bekerja dan satu hari libur.

              Menurut Menaker Ida, opsi tersebut memungkinkan seluruh pekerja dapat memperoleh giliran
              kerja.

              "Opsi lainnya bisa berupa penerapan shift kerja di perusahaan agar tidak terjadi penumpukan
              pekerja pada shift yang sama," papar Menaker Ida.

              Lebih lanjut, perusahaan dapat pula memilih merampingkan unit kerja bukan inti yang tidak
              membutuhkan pekerja sebesar masa normal. Dengan begitu, jumlah pekerja di unit inti dapat
              dimaksimalkan.

              Menaker Ida juga mengatakan, perusahaan boleh memilih opsi-opsi lain sesuai dengan karakter
              proses produksi masing-masing.


              "Opsi-opsi ini dimaksudkan agar perusahaan dapat beroperasi semaksimal mungkin dalam situasi
              PPKM, sehingga ekonomi dapat tetap berjalan," ujarnya.

              Ia menjelaskan, berdasarkan aturan pelaksanaan PPKM darurat yang dimuat  dalam Instruksi
              Menteri  Dalam  Negeri  (Inmendagri)  Nomor  18  Tahun  2021,  sektor  esensial  diizinkan  untuk
              melaksanakan WFO hingga 50 persen.

              Namun,  perusahaan  di  sektor  esensial  harus  lebih  memperketat  waktu  kerja  untuk
              memaksimalkan pelaksanaan PPKM darurat.

              "Sepanjang dipastikan telah memenuhi kriteria dalam Inmendagri, maka perusahaan di sektor
              esensial dapat membuat opsi-opsi untuk memaksimalkan proses produksi," kata Menaker Ida.

              Ia  menyarankan  agar  setiap  penyesuaian  yang  dilakukan  perusahaan  dibuat  berdasarkan
              kesepakatan dengan perwakilan pekerja atau serikat pekerja atau serikat buruh (SP/SB).

              Menaker Ida menyampaikan, pihaknya akan mengeluarkan panduan dan pedoman pelaksanaan
              lapangan yang lebih rinci terkait penyesuaian kerja selama masa PPKM darurat.





                                                           237
   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243