Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 38

Dengan penduduk tak kurang dari 270 juta, Indonesia tak hanya pasar bagi produk nasional dan
              dunia, tetapi juga sumber bagi penyediaan tenaga kerja di berbagai sektor. Apalagi, diperkirakan
              pada periode 2030-2040 negeri ini akan menikmati bonus demografi.

              Jumlah penduduk berusia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak
              produktif.

              "Diperkirakan penduduk usia produktif kita ada 205 juta orang. Setiap tahun kita juga harus
              menghadapi  sekurang-kurangnya  dua  juta  penduduk  usia  produktif  yang  akan  masuk  pasar
              kerja. Kondisi ini tidak gampang," ungkap Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah di Jakarta, pekan
              lalu.

              Bonus demografi menjadi keuntungan di satu sisi, tetapi juga menjadi tantangan di sisi lain.
              Pandemi  memangkas  jumlah  pekerja  di  negeri  ini,  termasuk  pekerja  migran  Indonesia  di
              mancanegara.

              Menurut Ida, sebenarnya pada bulan awal tahun 2021 Kementerian Tenaga Kerja sudah senang
              sebab pengangguran bisa ditekan. Peketja migran mulai kembali diterima. Survei Badan Pusat
              Statistik (BPS) pada Februari 2021 menunjukkan, semua program mitigasi pemerintah dalam
              bidang  ketenagakerjaan  menunjukkan  hasilnya  yang  lebih  baik  dibandingkan  survei  Agustus
              2020.
              Menurut data BPS Mei 2021, tingkat pengangguran terbuka di negeri ini pada Agustus 2020
              sebesar  7,07  persen,  turun  menjadi  6,26  persen  pada  Februari  2021.  Angkatan  kerja  pada
              Februari 2021 sebanyak 139,81 juta orang, naik 1,59 juta orang dibandingkan Agustus 2020.

              Penduduk yang bekerja sebanyak 131,06 juta orang, meningkat 2,61 juta orang dibandingkan
              Agustus 2020. Lapangan pekerjaan baru pun terbuka kembali.

              BPS juga mencatat terdapat 19,10 juta orang, sekitar 9,30 persen penduduk usia kerja yang
              terdampak  pandemi  Covid-19  pada  Mei  2021.  Berbagai  langkah  pembenahan  bidang
              ketenagakerjaan terhenti kembali saat pandemi Covid-19 mengganas kembali pada akhir Juni
              2021.

              Pemerintah pun menerapkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
              darurat  sehingga  sejumlah  dunia  usaha  nonesensial  dan  non-kritikal  terpaksa  menghentikan
              kegiatannya.  Pekerja  pun  menganggur  kembali.  Pekerja  yang  terdampak  pandemi  secara
              langsung sekitar 2,9 juta orang.

              Pandemi, dampak digitalisasi dan otomatisasi, serta bonus demografi mendorong Kemenaker
              mencari peluang bagi tenaga kerja Indonesia ke mancanegara. Berkompetisi dengan pekerja
              dari negara lain.

              Tentu tak mudah, sebab negara lain juga pasti mempersiapkan tenaga kerjanya untuk memasuki
              pasar  global  dan  era  industri  4.0.  Indonesia  juga  perlu  menyiapkan  tenaga  kerjanya  untuk
              kebutuhan dalam negeri yang kian beragam jenis pekerjaannya.

              Kualitas  manusia  Indonesia,  menurut  Program  Pembangunan  Perserikatan  Bangsa-Bangsa
              (UNDP) pada 2018, memang tinggi, dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia 0,707.

              Namun, Indonesia berada di peringkat ke-111 dari 189 negara yang diukur. Namun, Bank Dunia
              mengingatkan  Indonesia  untuk  meningkatkan  kualitas  modal  manusia  di  tengah  prospek
              perekonomian yang lesu.

              Indeks Daya Saing Global (GCI) 4.0 Indonesia tahun 2019 yang dirilis Forum Ekonomi Dunia
              pada Oktober 2019 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-50 dari 141 negara. Tahun 2018,

                                                           37
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43