Page 95 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 95

"Dengan kenaikan Rp 225.000 per bulan, maka para pekerja dapat menggunakannya sebagai
              tambahan keperluan sehari-hari," ujar Anies melalui siaran pers resmi, Sabtu (18/12/2021).
              Anies  menegaskan,  keputusannya  menaikkan  UMP  didasarkan  atas  asas  keadilan  bagi  para
              pekerja,  perusahaan,  dan  Pemprov  DKI  Jakarta.  Terlebih  lagi,  ujar  Anies,  pada  enam  tahun
              terakhir, rata-rata kenaikan UMP DKI Jakarta adalah 8,6 persen.

              "Kami menilai kenaikan 5,1 persen ini suatu kelayakan bagi pekerja dan tetap terjangkau bagi
              pengusaha," kata dia.

              Adapun keputusan merevisi UMP tahun 2022 didasarkan beberapa pertimbangan. Salah satunya,
              kajian Bank Indonesia yang menunjukkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022
              mencapai 4,7 persen sampai 5,5 persen, sehingga inflasi akan terkendali pada posisi 3 persen
              (2-4 persen).

              Kemudian, Institute For Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan tingkat
              pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 sebesar 4,3 persen.

              Kemenaker Sebut Anies Langgar Aturan Namun rupanya revisi besaran kenaikan UMP DKI itu
              tak berdasarkan persetujuan Kemenaker. Kepala Biro Humas Kemnaker Chairul Fadhly Harahap
              menegaskan, kenaikan UMP DKI pada 2022 telah bertentangan dengan formula baru dalam PP
              Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              "Kemenaker sangat menyayangkan sikap tersebut yang menaikkan UMP tidak sesuai aturan yang
              berlaku.  Karena  menurut  hemat  saya,  selayaknya  amanat  undang-undang  yang  telah  resmi
              menjadi acuan di negara kita, menjadi bagian yang harus ditegakkan dan dilaksanakan sesuai
              aturannya," kata dia.

              Adapun  berdasarkan  penghitungan  dengan  PP  36/2021,  Kemnaker  menetapkan  rata-rata
              kenaikan UMP sebesar 1,09 persen. PP 36/2021 tentang Pengupahan itu merupakan peraturan
              turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Chairul  pun  mengatakan,  Kemnaker  akan  berkoordinasi  dengan  Kementerian  Dalam  Negeri
              untuk menindaklanjuti keputusan kepala daerah yang menetapkan UMP tidak sesuai aturan.

              Pencitraan  demi  Pilpres?  Pengamat  politik  dari  Universitas  Islam  Negeri  Syarif  Hidayatullah
              Jakarta Adi Prayitno menilai langkah Anies menaikkan UMP DKI merupakan strategi pencitraan
              untuk menarik simpati buruh jelang pilpres 2024.
              "Ya  jelas  lah  itu  pencitraan  dengan  mengesankan  berpihak  kepada  buruh  yang  selama  ini
              menuntut kenaikan UMP," kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/12/2021).

              Adi menyoroti mengapa Anies sampai berani mengangkangi aturan dari pemerintah pusat. Ia
              menilai keputusan berani Anies menabrak aturan itu tak lain karena motif politik elektoral.

              "Tapi menurut saya tanggung sih naiknya. Sekalian kadung melanggar aturan, naikkan saja 50
              persen atau 100 persen supaya banyak yang tepuk tangan," kata Adi.

              Adi menilai niatan Anies menarik simpati buruh ini justru bisa menjadi bumerang. Ia menilai,
              belum tentu buruh akan jadi terpikat pada sosok Anies karena telah menaikkan UMP.

              Ia justru khawatir kebijakan Anies yang melanggar aturan ini akan menjadi preseden buruk.
              Bukan tidak mungkin track record Anies yang secara gamblang telah menabrak aturan justru
              nantinya dipermasalahkan jelang pilpres.




                                                           94
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100