Page 279 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 279
Kedua, sudah menjadi rahasia umum tentang bagaimana UMKM yang tidak disiplin laporan
keuangan. Secara logika, teratasinya masalah finansial dengan ketersediaan modal yang cukup,
semuanya menjadi tidak berarti ketika pelaku UMKM tidak kompeten menyusun laporan
keuangan. Kenapa? karena berapa pun penghasilan yang dimiliki, pasti akan terasa "impas" atau
bahkan "defisit" karena tidak adanya data di laporan keuangan untuk melakukan kontrol dalam
pengelolaan keuangan yang akurat.
Kondisi tersebut yang menyebabkan UMKM sulit mengakses permodalan. Inilah alasan ketiga.
Ada beberapa UMKM, khususnya mikro yang tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut, seperti
legalitas usaha, belum tercatat sebagai wajib pajak atau tidak memiliki pencatatan laporan
keuangan minimal tiga bulan terakhir. Keempat, adopsi UMKM terhadap teknologi masih rendah
sehingga menyebabkan susahnya beradaptasi memasuki era new normal .
Hal ini menyebabkan bisnis menjadi tidak prospektif untuk masa mendatang. Hal ini menjadi
pekerjaan rumah bagi pihak-pihak terkait dalam meningkatkan kapasitas pelaku UMKM dan kelas
UMKM. Salah satunya, kalangan akademisi dengan sejumlah kompetensinya untuk membantu
mengembangkan UMKM. Bantuan tidak harus selalu dalam bentuk fisik yang dapat dinikmati
UMKM, namun juga pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pelaku UMKM.
Maka, kalangan akademisi dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan kelas UMKM
melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian.
Ini disebut dengan Pentahelix, yaitu konsep pembangunan, yang mengerjasamakan unsur
akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media untuk mencapai peningkatan dan
percepatan pembangunan. Semoga, UMKM benar-benar menjadi penyelamat ekonomi bangsa.
(40) -Natalia Sari Pujiastuti , dosen Kewirausahaan Universitas Semarang (USM), coachpreneur,
dan pelaku usaha ..
278